Home Nasional Dorong Soal Konsep Kota-Desa, JAMAN Jabar Dukung RK-Demul

Dorong Soal Konsep Kota-Desa, JAMAN Jabar Dukung RK-Demul

711
0
SHARE

Di tengah perhelatan PILKADA Jawa Barat, JAMAN Jawa Barat menilai isu ketimpangan daerah pedesaan-perkotaan perlu menjadi perhatian serius Jawa Barat ke depan. Pasalnya,Jawa Barat memiliki luas wilayah  35.377,76 Km2, akan tetapi 44% penduduknya terkonsentrasi di perkotaan yang hanya 21.9% luas wilayah Jawa barat.  Dari 46.497.175 jiwa, konsentrasi penduduk sekitar 26% terkonsentrasi di wilayah penyangga ibu kota seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok. Adapun 18% penduduk lainnya berpusat Bandung Raya seperti Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan kabupaten Bandung Barat. Artinya, ketipangan antar wilayah sangat tinggi, khususnya pembangunan antara desa-kota.

Padahal, di sisi lain, pemerataan pembangunan merupakan bagian penting dalam nawacita pemerintahan saat ini, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan Desa. Karenanya, kebijakan integrasi Desa-Kota perlu didorong untuk kemajuan Jawa barat ke depan. Terlebih lagi Jawa Barat merupakan luas wilayah dengan jumlah penduduk terbesar secara nasional, yakni 43.02 juta jiwa dari 237,56 juta jiwa.

Dengan demikian, dengan menyelesaikan persoalan Jawa barat dan mendorong maju permasalahan jawa barat, maka sama dengan menyelsaikan sekitar 15% masalah nasional. karena itu, PILKADA Jawa barat dengan penuntasan Desa-Kota menjadi sangat penting dan serius. Belum lagi persoalan pokok Jawa Barat seperti sulitnya lapangan kerja, mahalnya harga sembako, kondisi jalan yang buruk, dan sulitnya ekonomi rakyat.

 

Bagiamana menatap Jawa barat ke depan?

JAMAN Jawa Barat menilai tidak mungkin terjadinya kemajuan di Jawa Barat jika saja kebijakan dan figur kepemimpinpinannya tidak memahami permasalahn wilayah yang terjadi. Karena itu, dalam kontestasi PILKADA ini JAMAN Jawa Barat memandang perlunya mendorong individu maju yang mampu memecahkan permasalahan tersebut.

JAMAN Jawa Barat menilai, dari semua fugur yang ramai diperbincangkan, sosok Ridwan kamil dan Dedi Mulyadi pantas untuk memimpin Jawa Barat ke depan. Hal ini karena dengan 4 tahun kepempimpinan Ridwan Kamil dan 9 tahun kepemimpinan Dedi Mulyadi, keduanya telah menghasilkan perubahan yang signifikan.

Ridwan kamil misalnya, mampu mengantarkan Kota Bandung dengan indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Bandung mencapai 80,13, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,79% pada tahun 2016. di samping IPM dan lPE, indeks kebahagiaan Kota Bandung mencapai 73,42 yang berarti warga Kota Bandung sangat bahagia. Pembangunan tata kota dan ekosistem di dalamnya mendapat penghargan 267 penghargaan, baik tingkat Provinsi, Nasional, maupun Internasional.

Begitu pula Kota yang dipimpinnya dijadikan sebagai Kota Terbaik kategori Pariwisata, Kota Terbaik kategori Investasi, Kota Terbaik kategori  Infrastruktur, dan Kota Terbaik peringkat Platinum kategori indeks di atas rata-rata, dan Kota Terbaik kategori Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Pulau Jawa oleh penghargaan dari Frontier Consulting Grup. JAMAN Jawa Barat menilai, publik cukup faham bagaimana Ridwan Kamil bisa menyelesaikan masalah perkotaan.

Sedangkan Dedi Mulyadi,  telah berhasil merombak Kabupaten Purwakarta menjadi diperhitungkan di tingkat Regional, bahkan Nasional diacungi jempol. Konsentrasi Dedi Mulyadi pada piranti budaya sebagai kemajuan bangsa dipandang mampu mengangkat budaya lokal Jawa Barat yang beraneka ragam sebagai bagian unsur pokok kemajuan Jawa Barat. Sudah bukan saatnya lagi Jawa Barat mengalami masalah kemiskinan secara ekonomi, kemiskinan secara budaya.

Terakhir, tensi politik dalam PILKADA Jawa Barat sangat dinamis hingga saat ini belum ada satu kandidat pun yang memenuhi target pencalonan. JAMAN Jawa Barat berharap dan mendorong agar Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi bersatu untuk membangun Jawa Barat lebih baik, mewujudkan kemandirian Nasional dari Jawa Barat dengan mewujudkan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, dan kedaulatan maritim. Kota adalah pelopor perubahan karena kemajuan berasal dari Kota, dan desa adalah inti perubahan karena sumber daya manusia dan sumber daya alam berada di Desa.(red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here