Listrik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hal yang aneh apabila listrik selalu menjadi primadona perbincangan sepanjang masa. Terlebih lagi, saat dimana hampir seluruh aspek kehidupan bergantung pada energi listrik.
Guna memenuhi kebutuhan listrik nasional, Pemerintah telah menargetkan rasio elektrifikasi mencapai lebih dari 99 persen pada akhir 2019. Pemerintah bersama PLN juga berkomitmen untuk menerangi sekitar 400 ribu rumah di daerah sangat terpencil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa Pemerintah optimis dapat mencapai target tersebut. “Tahun ini targetnya 97,5%, saya yakin kalau speed manajemen PLN tetap gini mestinya lebih dari 97,5%. Karena targetnya kita coba revisi di akhir 2019 menjadi 99,9%,” tuturnya di Jakarta, Selasa (6/3) lalu.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikkan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng menyampaikan bahwa kehadiran listrik saat ini telah membawa peradaban manusia memasuki era ‘Great Age’.
“Kenapa listrik sekarang menjadi primadona? Karena sekarang ini kita masuk ke dalam era yang disebut Great Age
,” tandas Andy.
Menurut Andy, ada tiga kecenderungan yang menjadi pembeda dalam pengelolaan ketenagalistrikan di era Great Age
dibandingkan masa-masa yang lain. Ketiga hal tersebut adalah elektrifikasi, digitalisasi dan desentralisasi.
Elektrifikasi , mampu menggerakkan roda perekonomian di masa mendatang. Sementara digitalisasi akan memunculkan smart grid, membuat lebih efisien pembangkit dan mengukur losses lebih tepat sehingga keterjangkauan bisa tercapai.
Terakhir desentralisasi akan mengubah struktur tetap antara konsumen dan produsen. “Ke depan akan sulit membedakan mana konsumen dan produsen,” jelasnya.
Ia juga menekankan tugas penting Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM yang mengusung konsep Energi Berkeadilan dalam pengelolaan energi nasional.
“Tidak hanya sekedar pemenuhan kebutuhan energi, konsep tersebut mengutamakan 3 hal mendasar dalam menjamin ketersedian listrik, yaitu equity (keadilan), sustainability (keberlanjutan) dan security (ketahanan),” papar Andy.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Hendri Kurniawan