Setelah mencapai 57 titik penyalur di tahun 2017, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan dapat menyelesaikan 54 titik penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di tahun 2018. Lokasi-lokasi penyalur tersebut berada di wilayah 3T 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) di seluruh Indonesia.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan bahwa program BBM Satu Harga merupakan program Kementerian ESDM yang memenuhi target di tahun 2017.
“Saya terima kasih ke Pertamina besar sekali, ada 54 titik dikerjakan sampai Desember 2017 lalu. AKR sendiri ada 3 titik. Untuk tahun ini targetnya ada 54 titik,” ucapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (8/1).
Jonan mengungkapkan bahwa pelaksanaan program BBM Satu Harga bukan hal mudah untuk dilakukan. Pasalnya, Infrastruktur untuk BBM Satu Harga dibangun di daerah yang sulit diakses.
“Mungkin ini karena Kepala BPH Migas masih muda dan suka keliling. Saya telepon ada di Merauke, saya telepon lagi di Larantuka. Saya juga terima kasih ke BPH Migas yang bisa melakukan pengawasan implementasi dengan baik,” ujarnya.
Jonan menjelaskan, program BBM Satu Harga akan berakhir di tahun 2019 dengan target 150 titik. Oleh karena itu, dia meminta seluruh pihak mempertahankan kinerja supaya daerah di wilayah 3T dapat menikmati BBM Satu Harga.
“Harapannya selesai Desember 2017 sekitar 150 titik atau 150 kecamatan. Memang program ini tga tahun, enggak bisa satu tahun karena akses daerahnya juga tidak mudah,” tutupnya. (EA)