Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan, gempa bumi yang terjadi di Barat Daya Denpasar, Bali, Kamis (23/8). Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi, berasosiasi dengan sistem zona subduksi antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo – Australia.
Kondisi geologi daerah terkena gempa bumi umumnya tersusun oleh batuan karbonat berumur Tersier dan batuan gunungapi berumur Kuarter.
Pada batuan yang telah mengalami pelapukan, belum kompak dan bersifat lepas akan memperkuat efek goncangan gempa sehingga akan lebih dirasakan.
Selanjutnya PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah setempat, serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa bumi di Barat Daya Denpasar, Bali. Gempa dengan skala magnitudo 5,4 SR (Scale Richter) tersebut terjadi pagi ini, Kamis (23/8) pukul 05:48:40 WIB pada Kedalaman 10 Km, berjarak 103 Km Barat Daya Denpasar, Bali. Berdasarkan informasi dari Geo Forschungs Zentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 9,45oLS dan 114,74oBT sebesar Magnitudo 5,0 pada kedalaman 53 km.
Hingga berita ini dibuat belum ada laporan mengenai kerusakan dan korban yang diakibatkan gempa bumi ini. Gempa bumi dirasakan (MMI) III – IV Denpasar, Jimbaran, Kuta, III Mataram. S
edangkan di Pos G. Agung di rasakan (MMI) II. Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena meskipun lokasinya berada di laut, namun tidak terjadi deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Catur Apriliana