Hari kedua kunjungan kerja di Provinsi Jawa Barat, Kamis (7/6), Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara Peresmian Program Kewirausahaan dan Digitalisasi Sistem Pertanian. Acara tersebut akan dipusatkan di Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) yang ada di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.
Selain itu, Presiden juga dijadwalkan mengunjungi Pondok Pesantren Darul Ma’arif di Desa Kaplongan, untuk bersilaturahmi dengan para ulama, santri, dan masyarakat sekitar.
Siang harinya, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dijadwalkan akan melanjutkan perjalanan menuju Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, melalui Bandar Udara Internasional Jawa Barat, Kabupaten Majalengka.
Di Semarang, Presiden akan melakukan peresmian terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani yang juga merupakan bandara terapung di atas air yang pertama di Indonesia.
Pengembangan bandara di Ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut juga termasuk dalam program Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden No 58 Tahun 2017.
Untuk diketahui, terminal baru Bandara Ahmad Yani memiliki luas area 58.652 meter persegi atau hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal bandara lama yang hanya 6.708 meter persegi.
Setelah selesai dibangun, terminal baru akan mampu menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun atau 19 ribu penumpang setiap harinya. Sedangkan kapasitas terminal lama hanya 800 ribu penumpang per tahun.
Selain itu, dalam terminal baru tersebut juga dilengkapi tiga unit garbarata serta 30 unit counter check in untuk mempercepat pelayanan kepada penumpang maskapai.
Sedangkan untuk luasan apron terminal baru mencapai 72.522 meter persegi sehingga mampu menampung 12 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi sepuluh pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar (wide body) kargo.
Usai peresmian, Presiden beserta rombongan direncanakan akan langsung kembali ke Jakarta pada petang hari dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Sumber: Biro Pers Setpres
Editor: Eko “Gajah”