Home Energi Ini Jawaban Menteri ESDM Saat Disinggung Jokowi Soal Defisit Migas

Ini Jawaban Menteri ESDM Saat Disinggung Jokowi Soal Defisit Migas

52
0
SHARE

Jamaninfo.com, Jakarta – Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan jawaban setelah disinggung Presiden Jokowi terkait impor migas RI yang masih tinggi.

Jonan dalam pesan yang diterima Jamaninfo, Senin (8/7) mengenai defisit Migas, menjelaskan bahwa impor minyak kian naik seiring dengan konsumsi BBM yang juga cenderung naik. Ini didorong salah satunya karena pembangunan ruas jalan yang meningkat, sementara produksi tidak bisa serta merta naik begitu saja karena membutuhkan upaya eksplorasi yang besar.

Upaya ini, lanjutnya, sedang dilakukan dan ditingkatkan lagi setelah sekian lama sempat terhenti. “Dan upaya ini juga akan banyak bergantung dari komitmen para kontraktor (KKKS) besar termasuk Pertamina,” jawabnya.

Total produksi minyak saat ini capai 775 ribu barel sehari dan konsumsi minyak harian sekitar 1,3 juta barel sehari. Konsumsi naik seiring pertumbuhan kendaraan bermotor. “Oleh sebab itu ESDM sangat berharap bisa segera ada insentif untuk mobil listrik.”

Sementara untuk gas alam, produksinya kini capai 1,2 juta BOEPD di mana 65% sudah diserap untuk dalam negeri. “Jika mayoritas gas alam diekspor seperti sebelum tahun 2000, maka saya yakin neraca migas tidak akan defisit.”

Seharusnya, lanjut Jonan, ekspor yang diandalkan adalah ekspor manufaktur yang mengkonsumsi gas alam serta listrik. Sektor inilah yang mestinya berperan lebih besar ketimbang migas, karena jika negara harus ekspor migas atau sumber daya alam yang dimiliki maka kebutuhan bahan bakar dalam negeri yang akan dikorbankan.

“Jika gas alam diekspor, industri dan listrik di dalam negeri mau pakai energi apa lagi saat ini?”

Defisit migas tak hanya dialami Indonesia, negara-negara maju seperti Jepang, China juga alami defisit migas karena mereka terbatas sumber daya energinya. “Tapi apakah neraca perdagangan secara keseluruhan defisit? Tentu tidak kan?”

Mencontoh Jepang juga, agar ini bisa dikendalikan kementerian energi, perdagangan, dan perindustrian dijadikan satu oleh pemerintahnya yakni kementerian METI yang meliputi energy, trade, dan industry. “Di RRT juga ada national energy administrator.”(ril)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here