Pemerintah bertugas untuk menjamin ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh pelosok tanah air. Selain itu, Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan segala jenis BBM yang dibutuhkan masyarakat, sehingga masyarakat memiliki kebebasan untuk memilihnya.
Berkaitan dengan hal itu, momentum hari raya Idulfitri merupakan salah satu alat ukur dalam pelayanan penyediaan BBM di Indonesia. Pasalnya, pada periode tersebut konsumsi BBM mengalami peningkatan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Agung Pribadi, menyampaikan bahwa BBM jenis premium berkontribusi menyumbang konsumsi terbesar dalam penyediaan BBM gasoline sebesar 23 persen.
“Pada puncak realisasi (14 Juni 2018) saja, masyarakat telah mengonsumsi premium sebesar 41.822 kilo liter (KL). Sedangkan total konsumsi jenis BBM jenis bensin (gasoline), realisasinya tumbuh 12% dari hari biasanya,” jelas Agung di Jakarta, Selasa (10/7).
Untuk meningkatkan kepastian pasokan Premium, sejak bulan lalu Pemerintah menambah 571 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Premium di Jawa, sehingga total SPBU Premium menjadi sekitar 2.090 SPBU.
“Lonjakan konsumsi BBM Gasoline akibat tingginya laju kendaraan bermotor yang menjalankan budaya arus mudik dan balik. Dan tugas Pemerintah tetap menjamin ketersediaan BBM bagi masyarakat tetap terpenuhi,” terang Agung.
Agung menambahkan, jaminan kebutuhan BBM agar tetap terpenuhi oleh masyarakat tidak berhenti saat momen tertentu saja. Setelah masa lebaran berakhir bulan lalu, Pemerintah melakukan evaluasi penyediaan BBM khususnya Premium agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Sudah tugas kami, Pemerintah, memberikan pelayanan publik secara maksimal. Namun demikian Pemerintah akan mengevaluasi penyediaan BBM, khususnya Premium sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Catur Apriliana
