Home Nasional Kunjungan Luhut Ke PP Nurul Cholil Bangkalan Merupakan Bentuk Silaturahmi

Kunjungan Luhut Ke PP Nurul Cholil Bangkalan Merupakan Bentuk Silaturahmi

46
0
SHARE

Jamaninfo.com, Jakarta – Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) menyampaikan klarifikasi Sehubungan dengan beredarnya video kunjungannya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil di Bangkalan, bahwa Kunjungan LBP ke Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan pada Sabtu 30 Maret 2019, merupakan bentuk silaturahmi.

Silaturahmi di pondok pesantren sudah biasa dia lakukan sejak menjadi Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun Jawa Timur pada tahun 1995. Baginya keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI.

Dari kebiasaan itulah LBP mulai mengenal almarhum Gus Dur yang kemudian banyak mengajarinya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam, dan tentang Islam yang membawa kedamaian.

Dalam rilis yang diterima Jamaninfo, Jumat (5/4) bahwa Khusus mengenai kunjungan ke Bangkalan, Luhut sengaja menjenguk KH. Zubair Muntasor yang ia dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut diceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi Beliau.

“Sebagai tamu saya dijamu dan disambut dengan hangat, sayahanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi.”Jelas Luhut.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, Luhut sempat menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019.

“Saya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH. Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya.”Kata Luhut.

Selanjutnya, Luhut mengimbau kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk, dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan. Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite. Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik.

” Inilah klarifikasi saya, dengan harapan dapat menghentikan fitnah atau kabar bohong yang diedarkan. Terimakasih.”, Tutupnya.(Rilis)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here