Home Nasional Lembaga Pendidikan Jadi Pusat Paham Radikal, Ketua DPR RI: Ini Sangat Mengkhawatirkan

Lembaga Pendidikan Jadi Pusat Paham Radikal, Ketua DPR RI: Ini Sangat Mengkhawatirkan

68
0
SHARE

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengaku prihatin dengan masuknya pemahaman keagamaan yang ekslusif dan cenderung radikal ke dunia pendidikan.

Bahkan, menurutnya, sejumlah kampus di tanah air disinyalir kuat menjadi pusat pengembangan paham radikal yang bisa mengancam eksistensi Indonesia sebagai bangsa majemuk, toleran dan inklusif.

Ia menyebutkan, berdasarkan hasil riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)-UIN Jakarta, melalui program Enhancing the Role of Religious Education in Countering Violent Extremism in Indonesia menemukan bahwa masuknya pemahaman keagamaan yang ekslusif dan cenderung radikal ke dunia pendidikan.

“Faham ini secara sistematis berusaha menjadikan para insan akademis, termasuk di dalamnya para mahasiswa, dosen, dan pegawai, menjadi target utama penyebaran paham radikal. Ini sangat mengkhawatirkan,” ujar politisi partai golkar ini dalam Diskusi Aktivis Lintas Generasi “Strategi Kebangsaan Mengatasi Radikalisme di Universitas” di Jakarta, Senin (11/6).

Bamsoet menuturkan, birokrasi kampus dan civitas akademika harus memiliki persepsi yang sama tentang komitmen kebangsaan. Selain itu, birokrat kampus bidang kemahasiswaan harus melakukan pendekatan yang luwes dengan para aktivis mahasiswa untuk mendialogkan masalah keindonesiaan dan keislaman dengan pola yang cair, persuasif dan tepat sasaran.

“Para insan kampus wajib memperkuat mata kuliah tertentu, seperti penguatan tafsir kebangsaan dan ideologi negara. Penguatan ini tidak hanya dijadikan teori saja, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Ia juga memaparkan bahwa saat ini sangat penting bagi dosen dan pendidik agar tidak memiliki pemahaman yang radikal. Maka dari itu, bagi Bamsoet, proses seleksi dosen menjadi kunci. Selain itu, setiap pengajar, pendidik serta dosen harus mampu merealisasikan nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut harus dipastikan dan dipertegas oleh pihak pimpinan kampus. Dan Membumikan Pancasila merupakan strategi penting untuk menangkal, mencegah dan melawan radikalisme, termasuk di kampus.

“Karena itu, menanamkan nilai-nilai luhur Islam dan Pancasila menjadi sangat penting dan mendesak,” katanya.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, menjelaskan bahwa nilai-nilai kebangsaan perlu dibangun sejak dini. Radikalisme dalam lingkungan kampus, bukan saja tumbuh saat mereka memasuki dunia kampus. Tetapi bisa saja dibawa sejak mereka duduk di bangku sekolah.

“Ini pekerjaan besar. Saya berharap Ormas (organisasi masyarakat) besar seperti Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah turun gunung sejak SMP, SMA, dan mahasiswa. Karena ternyata paparan radikalisme itu sudah mulai masuk sejak SMA. SMA mulai digarap,” jelasnya.

 

Reporter: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here