Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi dapat diuji coba operasi tahap I pada pertengahan 2019 mendatang. LRT Jabodebek saat ini dikerjakan PT Adhi Karya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya pada tahap I sudah dapat diuji coba pengoperasiannya pada pertengahan 2019 mendatang.
“Saat ini capaian pembangunan proyek LRT Jabodebek tahap I itu telah mencapai 37%,” kata Budi usai meninjau langsung lokasi Plant Precast LRT Pancoran, Minggu (29/4).
Terkait harga tiket LRT, Budi menyampaikan tarif yang dikenakan ke masyarakat sekitar Rp 12 ribu. Untuk ini pemerintah nantinya akan memberikan subsidi terhadap tiket.
“Waktu itu ancer-ancernya Rp 12 ribu, mudah-mudahan itu bisa dilaksanakan. Itu (sudah) subsidi, real price-nya kira-kira Rp 25 ribu. Jadi ada subsidi 50%,” ujarnya.
Dengan capaian 37% ini, Budi menilai bahwa pengerjaan LRT tahap I tersebut telah sesuai target. Bahkan, 2% melebihi target.
Ia juga menargetkan pada 2024 kemacetan lalu lintas di kota Jakarta sudah dapat diatasi. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong penyelesaian pembangunan sarana dan prasana transportasi seperti LRT (Light Rail Transit), MRT (Mass Rapid Transit), dan BRT (Bus Rapid Transit).
Dengan percepatan penyelesaian pembangunan infrastruktur transportasi di kota besar seperti Jakarta kecepatan kendaraan bisa meningkat.
“Kalau fungsi MRT, LRT, BRT, dan kereta komuter berjalan maka aksesibilitas daripada orang-orang dari satu tempat ke tempat yang lain itu menjadi satu aksesibilitas yang baik, paling tidak mobil bisa dengan kecepatan 40 km/jam,” ucap Budi.
Sementara itu, Direktur SDM PT Adhi Karya Agus Karianto menjelaskan, capaian progres pembangunan sebesar 37% itu merupakan total pengerjaan di beberapa lintas layanan LRT tahap I.
“Progres kita saat ini 37%. Untuk lintas layanan I Cibubur-Cawang 60 %. Lintas layanan II 22% dan layanan dua itu dari Cawang-Dukuh Atas. Lintas layanan 3 dari Cawang-Bekasi Timur itu 40%. Kalau dikumulatifkan 37%,” jelasnya.
Namun untuk beberapa titik, imbuh Agus, seperti di Jalan MT Haryono dan Cawang, saat ini masih menghadapi kendala.
“Di MT Haryono karena masih ada pedestrian yang belum bisa kita kerjakan. Masalah penyempitan itu di daerah Cawang karena Cawang ada stasiun yang besar ada pertemuan dua lintas layanan di depan BNN itu ada penyempitan agak lama. Kita targetkan di akhir Juli sudah normal,” lanjutnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eko “Gajah”