Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendukung langkah PT Pertamina (Persero) yang menggunakan sistem digital untuk mengembangkan bisnisnya.
Meski dinilai terlambat, Jonan menganggap bahwa perusahaan pelat merah tersebut akan mampu bersaing dengan memanfaatkan sumber daya yang diliki saat ini.
Menurutnya, digitalisasi akan memberikan manfaat yang besar bagi sebuah industri. Hal itu antara lain dalam manajemen resiko dan keselamatan kerja (work safety).
“Paling tidak digitalisasi itu akan meminimalisir resiko yang tidak bisa diprediksi, (walaupun resiko tersebut) tidak mungkin 0 (nol), tidak bisa nol,” teran Jonan saat peluncuran Pertamina Digital Expo 2018 di Jakarta, Rabu (25/4).
Jonan menyampaikan bahwa dalam penerapannya, digitalisasi akan membawa transformasi yang dapat dilakukan dengan mengatur visi yang tidak terlalu panjang. Transformasi tersebut dapat difokuskan pada transformasi jangka pendek.
“Kalau organisasi itu mau transformasi targetnya jangka pendek dulu, satu-satu, kecil-kecil tapi terus jalan. Kalau kita panjang sekali visinya, tidak akan kuat orang (mencapainya),” imbuhnya.
Jonan menyebutkan, transformasi digital yang paling mudah dilakukan Pertamina yakni menginventarisir nozzle yang ada pada setiap SPBU. “Masa 60.000 titik unmoveable points itu tidak bisa dibuat recording yang baik, mustinya harus bisa,” tegasnya.
Ia juga menghimbau kepada Pertamina untuk melakukan perubahan ini dengan serius. Ia menegaskan bahwa transformasi harus didukung dan diinisiasi oleh pimpinan tertinggi dalam perusahaan tersebut.
“Transformasi itu seperti merawat orang kecelakaan, jadi harus sangat attentive. Tidak bisa ngomong terus ditinggal,” pungkas Jonan.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Hendri Kurniawan