Presiden Joko Widodo mengkritik penggunaan energi fosil yang masih dominan dari bauran energi nasional. Menurutnya, penting untuk dilakukan percepatan dalam penggunaan biodiesel dan energi baru terbarukan (EBT).
“Kita tidak boleh hanya tergantung pada energi fosil semata, karena suatu saat energi fosil akan habis,” kata Presiden dalam pengantarnya pada Rapat Terbatas mengenai Percepatan Pelaksanaan Mandatori Biodiesel, di Kantor Presiden, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Presiden menyampaikan, masalah percepatan penggunaan biodiesel dan energi baru terbarukan tersebut telah beberapa kali dibahas. Namun, hingga saat ini implementasi di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, hal itu berkaitan dengan perbaikan neraca perdagangan Indonesia.
“Ini penting sekali, kita juga ingin mengurangi impor minyak. Artinya, juga akan menghemat devisa, ada penghematan devisa di sini,” tegasnya.
Presiden menambahkan, jika penggunaan biodiesel dan energi terbarukan dapat dilaksanakan dengan benar, maka Indonesia akan hemat kurang lebih 21 juta dolar AS per hari.
Oleh sebab itu, Dia menegaskan akan terus mengikuti dan melihat angka-angka implementasi pelaksanaan mandatori biodisel ini. “(Saya akan mengikuti) apakah implementasi pelaksanaan yang betul-betul menjadi komitmen kita bersama, tidak berhenti pada target di atas kertas, tetapi betul-betul menjadi komitmen kuat untuk setiap kementerian, setiap lembaga, BUMN,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada jajarannya untuk menyiapkan secara menyeluruh proses pelaksanaan biodiesel dari hulu hingga hilir agar implementasinya dapat dilakukan dengan baik.
“Tidak kalah pentingnya adalah memastikan keamanan dan keandalan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif, sehingga penggunaan biodisel semakin meningkat dan luas,” tukas Presiden.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eko “Gajah”