Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berhasil memangkas produksi minyak bumi hingga 1,8 juta barel per hari (bph) sejak tahun 2016. Maka dari itu, pada tahun 2018 ini harga minyak dunia diproyeksikan akan terus stabil.
Upaya pemangkasan tersebut dilakukan lantaran untuk mengatasi kelebihan pasokan minyak yang mengakibatkan anjloknya harga minyak dunia sejak tahun 2014. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat mengerek kembali harga minyak dunia pada kisaran USD 70 per barel.
Pimpinan OPEC Suhail al-Mazrouein menyatakan bahwa kestabilan harga tersebut dipicu oleh tingkat kepatuhan para anggota OPEC.
“Hingga bulan Januari 2018 lalu, tercatat tingkat kepatuhan atas pemangkasan produksi mencapai 133 persen,” katanya seperti dilansir oleh www.esdm.go.id, Rabu (28/2).
Di samping itu, OPEC juga terus menguatkan kerja sama dengan negara-negara penghasil minyak di luar OPEC untuk menjaga harga dan pangsa pasar minyak dunia.
OPEC memproyeksikan permintaan minyak dunia akan terus mengalami peningkatan di beberapa tahun mendatang. “Kita butuh menambah 15 juta bph untuk memenuhi kebutuhan pada tahun 2040 nanti.”
Hingga pukul 03.35 GTA, harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) berada pada level USD 63,31 per barel. Sementara harga minyak Brent pada harga USD 66,63 per barel.
Untuk diketahui, harga minyak dunia merupakan salah satu faktor dalam merumuskan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM c.q Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi setiap minggu pertama bulan berikutnya.
Sebagaimana diketahui, asumsi harga ICP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 ditetapkan sebesar USD 48 per barel. Harga ICP Januari 2018 mencapai USD 65,59 per barel dan harga ICP rata-rata 2017 mencapai USD 51,19 per barel.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Hendri Kurniawan