Kementerian Sosial (Kemensos) telah melakukan penanganan tanggap darurat dan perlindungan sosial bagi masyarakat korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). “Sejauh ini Kemensos sudah mengeluarkan dana Rp 1,2 triliun lebih,” ujar Staf Ahli Mensos bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Asep Sasa Purnama dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Ruang Serba Guna Gedung Utama Kemkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat No.9, Jakarta Pusat, Senin (27/8).
Sasa menjelaskan bahwa pasca gempa beruntun yang melanda pulau NTB sejak 29 Juli 2018 hingga 19 Agustus 2018, Kemensos bersama Polri menjadi koordinator tim rehabilitasi dan perlindungan sosial pasca gempa.
“Kemudian ada beberapa lembaga dan kementerian yang membantu dari segi tanggap darurat (Kemendagri), logistik (BNPB dan Kemensos), kesehatan (Kemenkes) dan infrastruktur (PUPR),” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa dalam menyikapi bencana, pemerintah beserta jajarannya sudah menyiapkan tahapan pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. “Terkait dengan jumlah korban dan kerusakan seperti kerap diingatkan Presiden Joko Widodo agar seluruh unsur pemerintah harus bekerja efisien dan tepat sasaran,” tandas Sasa.
Oleh karena itu, terang Sasa, pihaknya membentuk tim untuk memverifikasi data sampai tanggap darurat berakhir.
Untuk informasi, data Dinas Sosial Provinsi NTB dan Posko Induk hingga 27 Agustus 2018 mencatat sebanyak 565 jiwa meninggal, 1.116 mengalami luka berat/rawat inap, 71.937 rumah rusak dan 417.529 jiwa mengungsi.
Adapun anggaran dan logistik yang disediakan Kemensos antara lain untuk membangun 1.519 Unit Rumah Tinggal Sementara. Kemensos mengkoordinasi pemenuhan kebutuhan makanan: telah dikeluarkan cadangan beras sebesar 100 ton dari Gudang Bulog Provinsi. lalu Beras regular dari Kemensos untuk stok Provinsi NTB.
Sasa menuturkan, Kemensos memberikan sembako sebanyak 21.000 paket terdiri dari beras 5 kg dan lauk pauk. “Dapur umum lapangan sebanyak 12 titik dan terus berkembang berkat dukungan dari kelompok masyarakat dari luar NTB juga,” tuturnya.
Pemerintah juga telah menyalurkan santunan korban wafat 565 orang dan telah diberikan uang duka Rp 20 juta atau total Rp 8,4 miliar. Santunan duka relawan PMI sebanyak 2 orang sebesar Rp 20 juta. “Korban meninggal tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat, Mataram, Sumbawa, dan Sumbawa Besar,” ungkap Sasa.
Selain itu, Kemensos telah menyediakan Dana Jaminan hidup sebesar Rp 900.000 per jiwa selama tiga bulan, bantuan isi hunian tetap sebesar Rp 3 juta per KK. Kemudian menggelar Layanan dukungan psikososial dengan mengerahkan pendamping di 10 Posko dan dipusatkan di Lapangan Supersemar, Lombok Utara.
“Kemensos tetap menjalan program Perlindungan Sosial Berkelanjutan dengan memberikan jaminan dan bantuan sosial seperti PKH untuk 325.320 keluarga penerima manfaat dan beras sejahtera (rastra) untuk 473.049 keluaga penerima manfaat,” pungkas Sasa.
Reporter: Rahmawati Alfiyah