JAMANINFO.COM, Jembrana – Konflik antar umat beragama diharapkan tidak terjadi di Bali, khususnya di wilayah Jembrana. Hal itu menyusul insiden pengusiran warga di Bantul, Jogjakarta beberapa waktu lalu.
Romo Rico dari Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus, Desa Palasari, Kecamatan Melaya menyayangkan terjadinya insiden pengusiran warga berbeda keyakinan tersebut. Padahal negeri ini terbentuk oleh keberagaman rakyatnya, baik suku maupun agamanya.
“Kami secara pribadi menyayangkan insiden itu. Karena di Bali ini sejak dulu sangat menghargai toleransi antar umat beragama,” kata Romo Rico di kantornya, Jumat (5/4/2019).
Menurutnya, toleransi beragama di negeri ini sudah cukup baik. Hanya saja, ada segelintir kelompok yang berusaha memperkeruh keadaan menjelang suksesi kepemimpinan nasional.
“Memang setiap menjelang suksesi kepemimpinan, selalu saja ada yang berusaha merusak tatanan yang sudah rapi. Tujuannya tak lain sebagai komoditas politik belaka,” katanya.
Dirinya menghimbau, sosok pemimpin mendatang adalah yang benar-benar bisa mempersatukan kebhinnekaan negeri ini tanpa konflik beragama. Sosok yang benar-benar merakyat dan bisa mengayomi semuanya.
“Semoga pemimpin ke depan makin memajukan Indonesia tanpa mempermasalahkan perbedaan,” katanya lagi.
Demikian halnya dengan para calon legislatif yang akan berlaga menuju kursi Senayan, Romo Rico juga berharap mampu memperjuangkan apa yang sudah banyak dilakukan di Bali menjadi lebih maju lagi.
“Secara pribadi saya sangat gembira ada caleg seperti pak Antonius Iwan Dwi Laksono yang mencalonkan diri di dapil Bali. Dengan demikian ada keterwakilan dari masyarakat disini di DPR RI nantinya,” ujar lelaki asal Desa Dalung, Denpasar itu.
Dirinya berharap, Caleg PKB nomer urut 1 itu bisa mewakili aspirasi jemaat dan bisa mewujudkan kerukunan antar umat di Bali. Romo juga berharap Cak IDL, sapaan akrab Iwan Dwi Laksono, mempunyai solusi tentang sistem pengairan di Palasari.
“Memang unik pak Iwan ini. Dia masuk melalui partai Islam meski beliau non muslim. Apalagi dapilnya mayoritas Hindu. Semoga beliau bisa menjaga toleransi antar umat beragama,” tegasnya.
Dirinya juga berpesan, agar Cak IDL bisa membawa solusi bagi warga.
“Di Palasari ini kan kendalanya ndak ada air di sini. Ada bendungan namanya Palasari tapi yang dapat air itu orang sana (luar desa),” katanya.
Romo Rico berjanji akan berkoordinasi dengan pengurus gereja lainnya untuk turut mensosialisasikan pencalonan Cak IDL.
“Saya akan berkoordinasi dengan Romo Paroki Ardi, untuk mensosialisasikannya ke jemaat,” pungkas Romo Rico.
Sebelumnya, Slamet Jumiarto, pelukis beragama Katolik ditolak saat mengontrak rumah di Dukuh Karet Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul, Yogyakarta. Warga menolak dengan menggunakan aturan yang melarang pendatang dari kalangan non-muslim dan aliran kepercayaan.