Demi menghindari fluktuasi rupiah yang dapat terjadi apabila pendanaan dilakukan oleh perbankan nasional, PT Inalum memastikan bahwa seluruh pendanaan divestasi Freeport akan diperoleh dari bank asing.
“Terkait pendanaan semua akan dibiayai oleh bank asing. Karena kalau pendanaan dari bank lokal, ada kemungkinan mempengaruhi fluktuasi rupiah. Dan kami tidak mau hal itu,” jelas Head of Corporate Communications PT Inalum Rendi Achmad Witular dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Divestasi Freeport: Kedaulatan Tambang Indonesia” di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (23/7).
Rendi menuturkan bahwa transaksi tersebut dilakukan di luar negeri dan dalam bentuk dolar. Selain itu, pendapatan Inalum dan PT FI dalam bentuk dolar. “Jadi memang regulator menyarankan agar asal pendanaan dipilih bank asing agar tidak mengganggu nilai rupiah. Dan lebih dari itu, pendanaan dari bank asing ini sekaligus untuk memberikan optimisme bahwa potensi bisnis yang terkait dengan tambang Grasberg sangat besar. Sehingga tidak mungkin bank asing mau masuk kalau tidak potensial,” tuturnya.
Terkait pemberian dana pinjaman, Rendi mengungkapkan bahwa yang menjadi jaminan adalah potensi bisnis tambang tersebut. Sedangkan terkait besaran dana pendanaan yang dikucurkan investasi dari Inalum dan holding, dia menolak untuk merincikan. “ini sangat teknis dan masih dalam proses,” tandasnya.
Berkaitan dengan hal itu, pengamat ekonomi UGM Fahmy Radhi menepis kekhawatiran adanya pengurangan hak saham bila pendanaan dilakukan seluruhnya oleh bank asing.
“Kalau semua pemberi pinjaman dari bank asing, itu tidak mengurangi hak-hak inalum dalam saham. Jangan ada khawatir, lantaran itu asing akan menguasai saham. Kecuali, kalau memang saham diambil asing,” tegasnya.
Reporter: Rahmawati Alfiyah