Presiden Joko Widodo menyambut baik inisiatif ASEAN Smart Cities Network (ASCN). Menurutnya, ASCN bisa menjadi jawaban atas tantangan masalah perkotaan yang sangat kompleks.
“Saya memandang inisiatif ASCN sangatlah baik. Masalah perkotaan sangatlah kompleks dan ASCN merupakan salah satu jawaban terhadap tantangan tersebut. Untuk membangun kota yang berkelanjutan dan inklusif dengan dukungan teknologi serta inovasi,” ujar Presiden saat berpidato pada Rapat Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN di The Istana Singapura, Jumat, (27/4).
Presiden menyampaikan, Indonesia sedang mengembangkan Gerakan Menuju 100 Smart Cities yang mendorong penggunaan teknologi untuk memajukan kota guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, transparan dan terpercaya. Namun, kota pintar tidak hanya mengenai penggunaan teknologi atau pembangunan fisik semata.
“Yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat membangun pola pikir, sikap dan karakter masyarakat yang lebih baik,” imbuhnya.
Untuk itu, kata Presiden, pengembangan ASCN perlu mempertimbangkan kebutuhan dan potensi masing-masing kota serta mempertimbangkan kearifan lokal. Selain itu, harus berorientasi pada peningkatan layanan publik dan memberikan perhatian pada pemberdayaan masyarakat untuk berinovasi sebagai aktor utama pembangunan.
Menurutnya, potensi ASEAN di bidang e-commerce sangat besar. Presiden menuturkan, pada tahun 2025 pengguna internet ASEAN akan meningkat 3 kali lipat menjadi 600 juta.
“Pembelanjaan e-commerce diproyeksikan mencapai hampir USD 90 milyar dan total ekonomi berbasis internet akan mencapai USD 200 milyar,” tuturnya.
Namun, di ranah teknologi digital, Presiden menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap serangan siber. “Kita tahu terdapat penyalahgunaan data pribadi dari pengguna Facebook. Di ASEAN kita perlu memastikan kerangka kerja sama di bidang keamanan siber juga memuat pelindungan data pribadi. Untuk itu kerja sama siber merupakan keharusan,” ucapnya.
Presiden juga mengutarakan Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-World Bank, di Nusa Dua Bali, pada Oktober 2018 dan Indonesia akan menyelenggarakan ASEAN Leaders’ gathering (ALg), pada tanggal 11 Oktober 2018.
Pertemuan ALg ini, lanjut Presiden, akan menunjukkan kerjasama yang solid dan kepemimpinan ASEAN dalam mengelola pertumbuhan ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih baik, kesetaraan, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Presiden juga mengundang para Kepala Negara ASEAN untuk hadir di Bali, Oktober mendatang. “Saya mengundang dan sangat mengharapkan kehadiran Yang Mulia dalam Pertemuan tersebut. Sampai bertemu di Bali,” pungkasnya.
Sumber: Biro Pers Setpres
Editor: Eko “Gajah”