Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa peringatan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober yang ditetapkan pada tangga 22 Oktober 2016 merupakan penghormatan dan rasa terima kasih Negara kepada para alim ulama, para kiai, para habaib, para ajengan, para santri, dan seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan para alim ulama, para habaib, para ajengan, para kiai.
“Sejarah telah mencatat peran besar para ulama dan santri dalam masa perjuangan kemerdekaan, dalam menjaga NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang selalu menjaga ke jalan kebenaran dan ke jalan kemajuan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Santri Nasional 2018, di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/10).
Menurut Presiden, menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa, menjadi muslim yang religus, menjadi anak yang religius sekaligus nasional sebagaimana diteladankan oleh para ajengan, oleh para ulama.
Presiden mengingatkan kepada segenap peserta yang hadir dalam Peringatan Hari Santri Nasional 2018, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah rumah kita sendiri.
“Kita harus menyadari itu sekali lagi bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah rumah kita sendiri yang perlu terus kita rawat, yang perlu terus kita jaga,” tuturnya.
“Kita patut bersyukur bahwa Bangsa Indonesia dipandu oleh tradisi kesantrian yang kuat, tradisi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada sesama, menjunjung tinggi prinsip hablumminallah dan hablumminannas,” tambah Presiden.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar yang di dalamnya berbeda-beda, berbeda-beda suku, berbeda-beda agama, berbeda-beda adat, berbeda-beda tradisi, dan berbeda-beda bahasa daerah.
“Ini semua adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada kita Bangsa Indonesia. Jangan sampai perbedaan-perbedaan itu memecah kita,” tandas Presiden.
Menurutnya, Indonesia memiliki 714 suku dengan agama yang berbeda-beda, penduduk 263 juta yang hidup dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Hidup di 17 ribu pulau, 34 provinsi, 514 kabupaten dan kota.
Selain itu, Presiden menegaskan, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Oleh sebab itu, Presiden mengajak segenap umat Islam untuk menjaga ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathonniah.
“Jangan saling mencela. Jangan sampai di antara sesama publik menjelekkan, jangan sampai antar daerah, antar suku saling memfitnah,” harapnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan ini antara lain Seskab Pramonmo Anung, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, dan Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Rahmawati Alfiyah