Peneliti Muda Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ikram Masloman mengatakan bahwa pemilih milenial yang memilih pasangan calon Jokowi-Ma’ruf cenderung lebih tinggi daripada pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, hal itu dipengaruhi oleh tingkat kepuasan generasi milenial terhadap kinerja Pemerintah selama empat tahun belakangan ini.
“Ini harus dikapitalisasi oleh tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf agar menjadi basis pemilih yang konkrit,” kata Ikram dalam diskusi bertajuk “Pilpres 2019: Kemana Arah Pemilih Milenial” yang diselenggarakan oleh Generasi Muda Islam for Jokowi (G-MUI) di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (24/9).
Ikram menjelaskan, generasi milenial saat ini memiliki otonomi dalam menentukan preferensi politik mereka. Pasalnya, kelompok milenial sudah mampu mengakses informasi apapun di dunia ini. “Mereka tidak terpengaruh struktur komunal maupun komunitas tempat dia tinggal,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menuturkan bahwa generasi milenial tidak terikat dengan otoritas tradisional. Menurutnya, saat ini sudah masuk pada era otonomi pemilih untuk menentukan sikapnya sendiri.
“Generasi milenial juga dipengaruhi Pola akses dan konsumsi media. Konsen generasi milenial berkaitan dengan pendidikan dan lapangan pekerjaan,” tuturnya.
Qodari menyampaikan, generasi lebih mengenal Jokowi daripada Prabowo. Hal itu dapat terlihat dari pengikut kedua tokoh tersebut di beberapa media sosial. “Di media sosial, capres yang lebih milenial adalah Jokowi daripada Prabowo, hal itu terbukti dengan pengikut Twitter Jokowi dengan pengikut 10 juta dan Prabowo 2 jutaan. Untuk Wapres, pengikut Sandiaga 1 juta dan KH Ma’ruf 8000. Di Instagram, pengikut Jokowi 12 jutaan dan pengikut Prabowo 1 jutaan,” ungkapnya.
Reporter: Satria Galeng