Dengan mengenakan beskap berwarna ungu dan _iket_ kepala Makuta Sinatria, Presiden Joko Widodo memimpin Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan yang dimulai dari Gedung Sate Bandung, Sabtu 26 Agustus 2017.
Makuta adalah mahkota, benda penutup kepala yang dipakai di atas kepala. Sementara Sinatria adalah kesatria, suatu karakter, sifat, sikap yang berani, adil, tegas dan jujur.
Dalam budaya Sunda, pemakaian iket kepala menunjukkan pemimpin, sesorang yang sedang menjalankan tugas mulia, seseorang yang sedang mencari peningkatan kebaikan diri.
Dengan memakai rupa iket sunda ‘makuta sinatria’, menunjukkan bahwa pemakai iket ini memberikan wejangan bahwa dirinya telah melaksanakan _Tilu Eusi Diri_ (tiga sikap diri), pertama mencerminkan sikap berani dan adil dalam membuat pilihan keputusan demi menegakkan keadilan dan kebenaran sejati.
Sikap selanjutnya adalah panceg yang berketetapan hati /tegas, yakni selalu menggunakan suara hati nurani dalam mengemban tugas lahiriah maupun bathiniah.
Sikap terakhir adalah Silih Wangi atau saling mewangikan/saling memberikan kebaikan; melindungi mengayomi dengan sikap welas asih (kasih sayang) untuk pencapaian kebaikan dan kesejahteraan bersama. Menjalankan Kebaikan untuk sesama, keluarga, masyarakat, negara juga pribadi diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.(*)
Bandung, 26 Agustus 2017
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin