Jamaninfo.com, JAKARTA – Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) ikut bersuara terkait wacana pemerintah yang akan melanjutkan kebijakan impor beras pada 2024 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dimana Presiden Jokowi telah mengungkapkan bahwa Pemerintah melalui Bulog telah menyepakati impor beras sebanyak 1 juta ton dari India dan 1 juta ton dari Thailand.
“Artinya, bangsa kita yang besar ini belum mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Pemerintah kita belum berhasil melakukan swasembada pangan. Dan negara ini butuh seorang pemimpin yang berpengalaman untuk mengatasi dan memberikan solusi, bagaimana caranya Indonesia bisa Swasembada pangan, punya kedaulatan terhadap pangan. Dan jika kita lihat dari rekam jejak yang ada, maka Pak Ganjar Pranowo punya pengalaman itu di Jawa Tengah”, ungkap Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jaringan Kemandirian Nasional Jawa Tengah (DPP JAMAN Jateng ), L. Bayu Tri Handoko
Selama 10 tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah yakni periode 2013 – 2018 dan periode 2018 – 2023, Ganjar Pranowo menjadikan Ketahanan Pangan sebagai prioritas utama.
Ganjar menjadikan Jateng sebagai lumbung pangan nasional dan mampu mengantisipasi ancaman krisis pangan akibat resesi global 2023. Berbagai strategi dilakukan agar ketahanan pangan dapat selalu terjaga, yakni dengan pelibatan petani dalam melakukan inovasi tanaman pangan dan wirausaha pertanian.
Melakukan upaya diversifikasi pangan dengan pengembangan panganan lokal sebagai cadangan pangan daerah, diantaranya adalah mie mocaf, mie yang terbuat dari tepung singkong. Kemudian ada juga beras jagung dan beras singkong yang bisa menjadi pangan alternatif.
Karena pangan, tidak boleh diartikan hanya pada padi atau beras saja. Melainkan ada jagung, singkong, ketela rambat, porang, sorgum, kedelai hingga sukun yang dapat menjadi panganan lokal pengganti beras.
Sehingga dengan penganekaragaman jenis panganan, kebutuhan pangan tidak hanya bergantung pada satu bahan pangan saja melainkan ada pilihan pangan lainnya. Dan membuat produksi pangan Jateng berlimpah.
Berdasarkan data peringkat Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian tahun 2021, Jawa Tengah menjadi provinsi terbaik kedua dibawah bali dengan IKP 83,72.
Kemudian, Jateng juga menerima penghargaan dari Bank Indonesia sebagai provinsi terbaik pendukung ketahanan pangan nasional kategori Pengendali Inflasi Sub Sektor Klaster Tanaman Pangan.
Tercatat pada September 2022 lalu, produksi Ubi Kayu atau Singkong di Jateng mencapai 2.288.971 Ton, Ubi Jalar 114.415 Ton, Jagung mencapai 3.047.713 Ton, Kedelai 47.246 Ton, Kacang Tanah 58.423 dan Kedelai mencapai 47.246 Ton.
Sehingga dengan capaian-capaian yang sudah dilakukan Ganjar Pranowo selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, menjadi bukti bahwa Ganjar Pranowo mampu membawa Indonesia untuk tidak lagi mengimpor Beras. Karena sebenarnya Kebutuhan pangan nasional dapat diatasi dengan pengembangan pangan lokal.
Pemerintah harus serius melakukan penguatan ketahanan pangan dengan mengembangkan potensi pangan alternatif nasional bekerjasama dengan masyarakat, petani dan dunia usaha. Dimana masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangannya, pelibatan petani dalam inovasi tanaman pangan serta pelibatan para wirausaha untuk mengembangkan produk pangan lokal. (andri)