A . Iwan Dwi Laksono
Ketum DPP JAMAN
“Serius banget”, kalimat pertama dari Presiden Jokowi, sambil tertawa ringan.
“Saya melihat wajahnya serius-serius semua, hehehe”. “Bapak-bapak dan Ibu-Ibu saya mau menyampaikan beberapa poin yang serius tentang situasi saat ini , mari kita menyikapinya dengan tenang dan santai untuk dapat solusi yang lebih baik” lanjut Bapak Presiden.
Presiden berharap relawan bersiap bersama masyarakat menghadapi tantangan ekonomi global. Presiden meminta semua komponen bangsa gotong royong bersama pemerintah menghadapi resesi global. Hal tersebut disampaikan saat Presiden Joko Widodo rapat bersama perwakilan 30 kelompok relawan militannya di Istana Kepresidenan Bogor Jumat (29/7/2022)
Bagi JAMAN, Pertemuan tersebut Menjdi Early Warning System bagi agar relawan militan semakin merapatkan barisannya untuk membantu pemerintah menciptakan kedaulatan pangan dan energi. Sudah terdapat banyak negara dilanda krisis, lebih dari 300 juta orang dalam kondisi sangat lapar, hal tersebut karena pemulihan yang tidak merata setelah pandemi COVID-19, perubahan iklim yang mempengaruhi panen dan konflik Perang di Ukraina.
Presiden Jokowi bercerita, Apa yang dilakukannya mengunjungi Ukraina maupun Rusia selama ini untuk national interest kita, agar pasokan pangan dan energi tetap bisa terdistribusi, keluar dari Ukraina karena Rusia telah memblokade pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam. Masalah perdamaian itu urusan political will masing-masing negara, kita tidak bisa terlalu dalam ikut campur dalam konflik mereka.
krisis energi telah menghantam eropa karena konflik ini, kenaikan harganya yang meroket tentu membebani subsidi energi Indonesia, namun pemerintah terus berupaya menjamin ketersediaan pasokan BBM untuk masyarakat . Hanya saja, saat ini pemerintah menjaga agar pasokan BBM tersalurkan tepat sasaran karena kuotanya terus menipis.
Terkait masalah pangan, seperti kita ketahui Ukraina dan Rusia menghasilkan 30 persen gandum dunia, 20 persen tepung jagung dunia, dan hingga 80 persen minyak biji bunga matahari. Apalagi Rusia dan sekutunya Belarus adalah dua pengekspor kalium terbesar, bahan utama pupuk. bahwa jumlah orang yang menghadapi kelaparan akut di seluruh dunia tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan. Akan Akan timbul migrasi massal karena desakan kebutuhan, Sedikit banyak akan menghimpit ekonomi Indonesia.
Presiden Jokowi menyatakan sebagian negara di dunia telah memutuskan menyetop ekspor pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dampak harga pangan dunia yang melonjak seperti Gandum, Kedelai, akan berimbas keberbagai macam produk, seperti mie, roti, pakan ternak, telur, tahu, tempe dan bahan pokok lainnya. Disisi lain pemerintah masih memiliki tugas untuk menekan angka impor beberapa komoditi yang bisa kita produksi sendiri, maka Tugas kita bersama bagaimana menciptakan kemandirian pangan dan energi di dalam negeri.
Presiden Jokowi memberikan kesempatan untuk organ-organ relawan seperti : JAMAN, GK, RKIH, KPAT, Kornas, Sekber Jokowi, RBSJ, Projo, Bara JP, Seknas dll untuk memberikan masukan mengenai problem tersebut.
JAMAN sendiri mempersiapkan gerakan konsolidasi kedaulatan pangan dan energi di seluruh basisnya di 34 propinsi untuk merespon arahan Presiden Jokowi.(*)