JamanInfo.com-Yogyakarta (3/10), Di era revolusi industri 4.0, pendekatan pendidikan yang hanya memfokuskan pada pengembangan IQ (intelligence quotient) anak didik saja tanpa mengasah kemampuan EI (emotional intelligence) tidak lagi relevan saat ini dan di masa depan.
Penelitian menunjukkan pekerjaan yang bersifat pengulangan dan menghafal telah mulai tergerus oleh perkembangan teknologi otomatisasi, robot, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengindikasikan terdapat beberapa keterampilan manusia yang tidak mudah digantikan oleh mesin, misalnya empati, kreativitas, dan keahlian analitis atas masalah yang bersifat kompleks. Oleh karena itu, agar menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul di era teknologi saat ini, individu perlu mengasah kemampuan tersebut dengan terus memanfaatkan perkembangan teknologi.
Hal ini disampaikan Menkeu Sri Mulyani pada acara Milad Universitas Aisyiyah (UNISA) dengan tema “Mendidik Generasi Unggul Cendekia untuk Kemandirian Ekonomi Bangsa” di Gedung B, UNISA Yogyakarta, kemarin.
“Teknologi (industri 4.0) bisa men-disrupt atau merusak atau menghancurkan lapangan kerja yang selama ini dilakukan oleh manusia. Lapangan kerja yang bersifat manual, repetitif sangat mudah diganti oleh robot dan terkena dampak otomatisasi,” tegas Menkeu di depan para mahasiswa UNISA.
Lebih lanjut, Menkeu menegaskan agar generasi muda mengasah keahlian yang tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga mengasah kepekaan, rasa, dan kreativitas. Individu dengan menggabungkan segala keahlian tersebut, diharapkan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang kompleks dan rumit yang memerlukan penanganan tidak hanya mengandalkan kecerdasan tetapi juga empati dan inovasi.(kemenkeu.go.id)