Provinsi Jawa Barat saat ini sedang mengalami krisis kebudayaan. Hal ini tercermin dari kebiasaan masyarakat yang cenderung sangat konsumeris dan bergaya metropolis. Minimnya kesadaran identitas dan kebudayaan lokal tersebut disebabkan oleh pola pembangunan yang salah.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat menerima safari politik Dewan Pimpinan Daerah Jaringan Kemandirian Nasional (DPD JAMAN) Jawa Barat di kediamannya, Selasa (5/12/2017). Kunjungan tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh JAMAN dalam merespon tahun-tahun politik mendatang.
Menurut Dedi, pola pembangunan di Jabar saat ini lebih cenderung menggusur dan meninggalkan kebudayaan. “Pembangunan seperti itu hanya akan melahirkan kemiskinan baru dan menggerus budaya lokal.”
Dedi menganggap bahwa pembangunan merupakan nilai dasar dari kehidupan. Melalui pembangunan yang benar, masyarakat akan merasa damai dan sejahtera. Dengan begitu, masyarakat akan semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Pembangunan itu nilai dasar dari kehidupan, jika pembangunannya benar, maka akan muncul kemandirian di masyarakat,” ujarnya.
Dedi juga menganggap bahwa para kandidat calon kepala daerah Jabar yang ada saat ini belum merepresentasikan pembangunan yang berkebudayaan. Pasalnya, kandidat yang ada lebih cenderung akan menggunakan pembangunan yang bersifat menggusur.
“Kandidat yang ada belum mencerminkan kebudayaan, kelemahannya pemimpin Jabar kehilangan identitasnya,” tutupnya,