Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengingkatkan kepada para Duta Besar (Dubes) agar tidak hanya menangani urusan diplomatik saja, tetapi juga membantu peningkatan investasi dari negara sahabat ke Indonesia, dan mempromosikan kemudahan berusaha di Indonesia.
“Dubes, Konjen, Konsul, dan Atase Perdagangan agar memperkuat diplomasi dan intelijen ekonomi, sehingga menjadi ujung tombak promosi, membuka peluang investasi, dan jeli melihat peluang-peluang ekspor yang dapat dilakukan Indonesia,” kata Pramono saat memberikan arahan kepada para Dubes LBBP (Luar Biasa dan Berkuasa Penuh) RI untuk negara sahabat/organisasi internasional, di ruang rapat Seskab, Gedung III Kemensetneg RI, Jumat (2/3).
Sebelumnya, Pramono juga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) betul-betul berkeinginan agar pertumbuhan ekonomi mulai dari tahun 2018 ini bisa meningkat dengan baik.
Ia menyebutkan, terdapat dua hal yang selalu dikatakan Presiden bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh diatas yang sekarang ini kalau dua hal kita perbaiki, yang pertama adalah investasi dan kedua adalah ekspor.
“Hari-hari ini, Presiden memang berkeinginan tiga hal segera dilakukan perbaikan. Pertama adalah izin tenaga kerja asing, yang nanti akan berhubungan dengan Dubes. Kemudian yang kedua adalah single submission untuk banyak hal termasuk SIUP, TDP, dan nanti ada macam-macam. Dan yang ketiga adalah hal yang berkaitan dengan insentif investasi,” terangnya.
Pramono meyakini, jika tiga hal tersebut dapat segera dilakukan dilakukan perubahan dan bulan Maret ini akan di-launching, Hal itu akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, saat ini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Namun ia juga mengingatkan sebenarnya bukan karena perbaikan kinerja, tapi karena komoditasnya naik.
“Jadi kalau komoditas naik, batu bara naik, kelapa sawit naik, dan sebagainya, itu otomastis pasti akan naik 0,3 sampai 0,4,” ujarnya.
Menurut Pramono, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 hanya tumbuh sekira 5,4%, maka sebenarnya hal itu bukan merupakan capaian yang luar biasa. Ia menekankan tentang pentingnya perbaikan agar ekonomi Indonesia dapat tumbuh sekira 6%.
Maka dari itu, diplomasi ekonomi harus dioptimalkan dengan menggarap pasar-pasar non tradisional, seperti Pakistan dan negara-negara Afrika yang pertumbuhan ekonominya baik.
“Jadi ekonomi inilah yang menjadi hal secara spesifik perhatian Presiden,” tegasnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eva Ulpiati