Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kondisi sistem keuangan Indonesia saat ini terkendali. Hal itu dalam rangka mendukung momentum pertumbuhan perekonomian nasional yang ditopang dengan daya tahan perekonomian yang kian membaik.
“Kondisi tersebut ditandai dengan tingkat inflasi yang rendah sesuai target, neraca transaksi berjalan pada tingkat yang sehat, aliran masuk modal asing yang stabil, nilai tukar rupiah yang terjaga, dan cadangan devisa yang menguat, serta kebijakan fiskal dengan tingkat defisit anggaran dan defisit primary balances yang lebih rendah dari target Anggaran Perencanaan dan Belanja Negara APBNP 2017,” jelasnya di gedung Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (23/01).
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menambahkan bahwa stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan cukup terjaga.
Selain itu, kinerja perbankan dan pasar modal juga menunjukkan kondisi yang baik, performa dari SBN yang positif, adanya kecukupan dana penjamin simpanan, persepsi investor yang positif, serta prospek perekonomian Indonesia kedepan yang juga membaik.
“Kita melihat resiliensi perekonomian Indonesia semakin membaik, dan itu ditandai dengan inflasi yang terjaga, dan bisa sesuai dengan target selama 3 tahun terakhir. Nilai tukar stabil dan dana masuk ke Indonesia juga menunjukkan kondisi yang kuat. Kita lihat cadangan devisa juga cenderung meningkat,” paparnya.
Secara umum dapat dicermati bahwa stabilitas sistem keuangan dalam kondisi baik dan tercemin dari industri keuangan yang kuat. Untuk kedepannya, KSSK mencermati tentang adanya beberapa tantangan dan resiko terhadap stabilitas sistem keuangan, baik yang berasal dari eksternal maupun internal (domestik).
Adapun dari segi eksternal, KSSK memantau bahwa normalisasi neraca bank sentral Amerika Serikat, normalisasi moneter dari negara-negara maju seperti Eropa dan Jepang, moderasi dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok serta dinamika konflik geopolitik akan berpengaruh pada sistem keuangan di Indonesia.
Sedangkan dari segi domestik dampak dari kenaikan harga minyak terhadap inflasi dan subsidi serta aliran dana non residence pada pasar keuangan serta tingkat permintaan kredit perbankan yang belum sepenuhnya pulih.
Selain itu, isu-isu terkait kondisi politik menjelang Pilkada serentak tahun 2018 dan Pilpres 2019 dapat mempengaruhi persepsi pasar.
Sumber: www.kemenkeu.go.id
Editor: Hendri Kurniawan