Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, walaupun Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga acuannya, pemerintah Indonesia harus tetap fokus memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan.
“Yang penting, kita harus tunjukkan bahwa kita akan terus berupaya memperbaiki masalah struktural defisit di transaksi berjalan,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis (27/9).
Bambang menyebut, kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) memang sudah diantisipasi oleh para pelaku pasar. Rupiah juga melemah terhadap dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi, bergerak melemah sebesar 17 poin menjadi Rp 14.908 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.891 per dolar AS.
“Makanya terjadi pelemahan rupiah kan. Itu kan sesuatu yang sudah diantisipasi. Terkait arus modal, tentunya kita harus lihat bagaimana pandangan dari investment manager terhadap portfolio dari emerging markets, termasuk Indonesia,” katanya.
Terkait kenaikan suku bunga acuan The Fed, Bambang menuturkan bahwa bank sentral tentunya punya pertimbangan tersendiri untuk menyikapi hal itu. “Terserah otoritas moneter, mereka punya pertimbangan lain. Tapi dari sisi pemerintah, kita harus tunjukkan konsistensi memperbaiki defisit transaksi berjalan,” tandasnya.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Rahmawati Alfiyah