Home Ekonomi Dampak Ekonomi Asian Games

Dampak Ekonomi Asian Games

147
0
SHARE

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) secara khusus melakukan penghitungan dampak ekonomi dari pelaksanaan Asian Games 2018.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas dari Pemerintah kepada masyarakat.

Pasalnya, sejak 60 tahun berselang, Indonesia baru menjadi tuan rumah kembali sejak tahun 1962.

“Asian Games juga event internasional terbesar yang pernah kita selenggarakan. Kenapa penting? Karena biasanya akan muncul infrastuktur baru, dan sejak tahun 1962 sudah bisa menjelaskan kenapa kita punya GBK Senayan dan TVRI. Itu adalah dampak dari Asian Games 1962,” ujar Bambang dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Memaksimalkan Manfaat Asian Games 2018 untuk Indonesia” di Ruang Djunaedi Hadisumarto 2-4, Gedung Saleh Afif, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Minggu (29/7).

Menurut Bambang, Asian Games ini bukan hanya kegiatan olahraga semata. Hal itu karena dapat dipastikan terdapat juga kesempatan kerja, usaha dan proporsi dan penciptaan nilai tambah ekonomi.

“Kita harapkan setelah Asian Games prestasi olahraga kita semakin baik, masyarakat semakin rajin untuk berolahraga, dan mudah-mudahan dalam semau aspek hidup masyarakat jadi lebih sportif,” tukasnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam Asian Games tersebut terdapat 45 negara yang akan menjadi peserta dan turut berpartisipasi. Terdapat persebaran peserta dan pengunjung di Jakarta sebesar 70 persen dan Palembang sebesar 30 persen.

“Ada 462 pertandingan yang akan menyerap sekitar 2 juta penonton. Sedangkan perhitungan asumsi lama tinggal atlet selama 12 hari dan 12 hari untuk official. Sementara wartawan dari berbagai media nasional dan internasional selama 14 hari, dan lama tinggal wisatawan mancanegara selama 6 hari, dan wisatawan nusantara menginap setidaknya 1 hari baik yang di Jakarta maupun Palembang,” papar Bambang.

Bambang menerangkan bahwa tahap persiapan dari tahun 2015 sampai tahun 2018 adalah fase konstruksi, operasional acara, dan pengeluaran pengunjung.

“Dampak langsung artinya uang dikeluarkan untuk membangun LRT Palembang itu akan dihitung sebagai dampak langsung terhadap ekonomi kota Palembang. Dari eksternal atau pengunjung itu akan dihitung dari wisman. Lalu dampak ekonomi tidak hanya dihitung secara langsung tapi juga tak langsung, atau efek menetes ke bawahnya terhadap perekonomian adalah denganmenciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan memperbaiki pendapatan masyarakat,” terangnya.

Bambang memaparkan dampak langsung terhadap ekonomi DKI Jakarta dapat mencapai Rp 22,0 T. Sedangkan untuk investasi konstruksi (2016-2018) Rp 13,7 Triliun.Tambahan jumlah pengunjung dari luar DKI Jakarta 408.400 orang.

“Intinya daerah DKI Jakarta akan naik 5,76% wisman, dan wisatawan domestik 1,42%,” paparnya.

Sedangkan dampak ekonomi tidak langsung DKI Jakarta yaitu akan meningkatkan PDB Jakarta sebesar 0,34% dengan nilai tambah  Rp 6 Triliun.

“Periode 2015-2018 penambahan PDB (rill) DKI Jakarta sebesar Rp 14 Triliun yang didorong oleh peningkatan investasi , belanja pemerintah, dan konsumsi rumah tangga. Masih ditambah lagi dengan penambahan jumlah kesempatan kerja selama 2015-2019 DKI Jakarta dari Asian Games sebesar 57.300 orang. Maka tambahan output ekonomi DKI Jakarta sebesar Rp 40,6 Triliun. Kemudian beberapa sektor di Jakarta yang akan terkena dampak ekonomi positif dari Asian Games adalah rekreasi dan hiburan sebesar 26,10%. Penyiaran sebesar 2,81%. Konstruksi sebesar 0,51%. Hotel naik sebesar 2,17%,” tandasnya.

Menurut Bambang, dampak langsung eknomi di Sumsesl mencapai Rp 18,5 T. Untuk tambahan wisatwan dari luar Palembang sebanyak 175.029 orang. Karena itu wisman di Palembang  akan naik 68,69%.

“Dengan adanya Asian games PDB Sumsel naik 0,47% atau Rp1,4 Triliun. Penambahan PDB rill Sumsel 2015-2018 sebesar Rp 4,2 Triliun. Lalu jumlah kesempatan kerja selama 2015-2019 dari Asian Games sebesar 51.500 orang dan output perekonomian Sumsel saat Asian Games bertambah Rp 11,1 Triliun. Sedangkan beberapa sektor yang akan meningkat pesat di Sumsel yaitu rekreasi dan hiburan sebesar 34,92%. Hotel sebanyak 7,57%. Konstruksi naik 1,83%,” ungkapnya.

“Dari persentase dampak ekonomi Palembang memang lebih besar dari DKI Jakarta akibat Asian Games 2018. Kita harapkan Asian games akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya,” tegas bambang.

Bambang mengungkapkan, sebelum pelaksanaan Asian games, promosi untuk menonton Asian Games harus diperkuat terutama di luar negeri. “Kita ingin Asian Games menjadi tontonannya orang asia. Mereka akan melihat apakah negara saya lebih superior dibanding negara lain. Ini yang mesti dijual. Kita harus memastikan untuk menjadi tuan rumah yang baik,” tukasnya.

Bambang juga mengingatkan bahwa pentingnya kita meningkatkan utilisasi/aset fisik paska penyelenggaraan Asian Games 2018. “Langkah selanjutnya Bappenas adalah pendalaman dan penyempurnaan analisis dampak ekonomi pelaksanaan Asian Games melalui pelaksanaan survei (dilaksanakan selama Asian Games berlangung) dan pemanfaatan big data (menggunakan mobile positioning data). Selanjutnya akan kita laporkan lagi setelah pelaksanaan Asian Games berakhir,” pungkasnya.

Turut hadir dalam FMB 9 kali ini adalah Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Kepala Bappeda Pemprov Sumsel Ekowati Retnaningsih, dan Direktur Media Inasgoc Danny Buldansyah.

 

Reporter: Rahmawati Alfiyah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here