Presiden Joko Widodo menganggap bahwa demokrasi merupakan cara yang tepat yang digunakan oleh pemerintah dalam melayani masyarakat Indonesia.
Menurutnya, dengan demokrasi, stabilitas politik di Indonesia dapat terjaga, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat di atas 5% setiap tahun, dan ekonomi Indonesia merupakan salah satu dari 20 terbesar di dunia.
“Sebagai Presiden keyakinan saya sangat kuat bahwa demokrasi merupakan cara yang paling tepat untuk melayani kepentingan masyarakat kita. Demokrasi memberikan ruang bagi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan,” ujar Jokowi ketika berbicara di National Assembly of Pakistan, di Pakistan, Jumat (26/1).
Jokowi memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini juga dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. “Pembangunan yang berkeadilan terus menjadi prioritas,” katanya.
Bagi Jokowi, yang diperlukan saat ini adalah komitmen. Komitmen kuat semua elemen bangsa untuk bertoleransi agar kemajemukan terjaga dan komitmen untuk saling menghormati agar demokrasi berfungsi dengan baik.
Jokowi juga menyampaikan bahwa menjadi kehormatan bagi dirinya untuk dapat berbicara di depan Sidang yang mulia Joint Session of the Parliament.
Pada 26 Juni tahun 1963 lalu, Presiden Soekarno berbicara di depan Parlemen Pakistan dan saat itu menggelorakan semangat melawan kolonialisme dan menggelorakan semangat kerja sama negara-negara yang baru merdeka.
“Lima puluh lima tahun kemudian, Presiden Republik Indonesia kembali mendapatkan kehormatan untuk berbicara didepan Parlemen Pakistan. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menggelorakan kerja sama kerja sama untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia,” ujarnya.
Persahabatan Indonesia dan Pakistan bukan persahabatan yang baru terjadi kemarin. Indonesia, tidak akan lupa akan dukungan rakyat Pakistan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Sebagai wujud penghargaan, pada 17 Agustus 1995, bertepatan dengan perayaan 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia Republik Indonesia menganugerahkan Bintang Kelas 1 Adipurna kepada Bapak Bangsa Pakistan, Muhammad Ali Jinnah atas jasa-jasa Almarhum mendukung kemerdekaan Indonesia,” tuturnya.
Selain persahabatan banyak sekali kesamaan diantara dua negara. Indonesia dan Pakistan adalah dua negara berpenduduk Muslim yang besar.
“Kita sama-sama menjadi negara anggota D-8, sesama negara OKI, sesama negara Non-Blok, kita sama-sama inisiator Konperensi Asia Afrika dan yang tidak kalah penting, kita sama-sama negara demokrasi,” tegas Jokowi.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang terus konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. “Melalui Forum ini, saya kembali menyerukan agar kita terus memberikan dukungan bagi Saudara-saudara kita di Palestina. Mari kita terus dukung perjuangan Palestina!”
Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sekitar 87% dari 260 juta penduduk Indonesia, yang berarti 226,2 juta penduduk adalah Muslim.
“Sebagaimana Pakistan, selain rumah untuk umat Islam, Indonesia juga menjadi rumah bagi Umat Hindu, Katolik, Kristen, Buddha dan lainnya. Indonesia adalah negara yang majemuk,” tandasnya.
Kita patut bersyukur, lanjutnya, bahwa walaupun Indonesia sangat majemuk dengan jumlah penduduk yang cukup besar dengan jumlah pulau yang lebih dari 17.000 dengan 1.340 etnis. Indonesia masih dapat menjaga kesatuannya.
“Bhinneka Tunggal Ika, itulah moto kehidupan berbangsa kami. Kami juga bersyukur bahwa kami dapat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis. Semua orang memahami bahwa mengelola kemajemukan bukanlah hal mudah, menjalankan demokrasi juga bukan hal mudah,” pungkas Jokowi.
Sumber:
Bey Machmudin (Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden)
Editor: Eko “Gajah”