Sebuah Sajak pendek tentang desa dan petani kita, sekedar bacaan teman ngopi pagi ini.
karya : Ibnu Handoko (inu)
#tani 1
ladang tumbuh alang.
desa dinding tinggi menjulang.
petani mengihitung receh girang.
sawah kerbau habis dilelang.
#tani 2
arit berkarat.
caping gantung disudut pintu.
sawah ladang bisu membatu.
padi rempah tak bisa tumbuh
#tani 3
sumber air dibawa pergi.
dari gunung turun kekota.
diminum dalam kemas plastik.
sawah ladang apa yang kau petik.
#tani 4
kerbau diganti motor.
caping diganti helmet.
arit diganti perkakas.
sawah ditembok berdiri pabrik.
#tani 5
pupuk tak terjangkau.
bibit harga selangit.
rentenir merajalela.
panen raya malapetaka.
#tani 6
pergilah ke kota nak.
jadi pekerja.
jangan pergi kesawah.
petani itu susah. (kata ayah)
#tani7
mahasiswa pertanian.
dapat ilmu di sekolahan.
turun kedesa praktek kerja.
sudah pintar , hilang entah kemana.
#tani 8
jual sawah satu petak.
jual ladang juga ternak.
buat berangkat anak gadisnya.
pergi kerja kenegri orang.
#tani 9
dia datang propaganda.
petani harus merdeka.
petani harus sejahtera.
lalu hilang setelah pilkada.
#tani10
tebu manis tanam sendiri.
hasil bumi kaya pertiwi.
petani mendadak rugi.
gula import datang tanpa permisi.
#tani 11
bertanilah jikalau ingin sejahtera.
menanamlah jikalau ingin bahagia.
sawah dan ladang hijau subur berlimpah.
kaya raya, sejahtera, bahagia- lah tuan tanah.
#tani 12
dari rahim petani.
aku besar dan tumbuh saat ini.
mengembara tak terarah.
ditengah kota tak bersawah.
#tani 13
datanglah kerumah kami.
sejuk dingin alam raya.
makanlah hasil tanam kami.
rindumu kembali jamuan sederhana.
#tani 14
aku dijamu hangat.
ketulusan adalah wasiat.
warisan leluhur yang keramat.
desa cermin manusia bermartabat.
#tani15
dijerat bunga dan hutang.
satu persatu harta melayang.
rentenir bergentayangan.
sawah ladang berpindah tangan.
terima kasih
( inu )