Home Nasional Ganjar: Lawan Radikalisme dengan Radikalisasi Pancasila

Ganjar: Lawan Radikalisme dengan Radikalisasi Pancasila

88
0
SHARE

Jamaninfo.com, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan paham atau ajaran radikalisme harus dilawan dengan melakukan radikalisasi Pancasila. Namun sayangnya, radikalisasi Pancasila jarang dilakukan sehingga ajaran atau ideologi bertentangan Pancasila terus bergerak masuk ke Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo dalam acara webinar Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022 sekaligus memperingati HUT ke-5 Dokter Bhinneka Tunggal Ika secara daring, Rabu (1/6/2022).

“Hari ini, ideologi-ideologi yang lain sedang bergerak. Hari ini, mereka betul-betul berjalan di bawah karpet yang tidak kelihatan dengan baju yang berganti-ganti,” kata Ganjar Pranowo.

Permasalahannya, lanjut Ganjar, seringkali hanya diksi yang digunakan untuk melawan ideologi atau paham radikalisme. Namun di sisi lain, radikalisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat jarang dilakukan.

“Problemnya, kemudian, seringkali diksi yang dipakai bagaimana kita melawan radikalisme. Tapi disisi lain, radikalisasi Pancasila jarang kita lakukan. Maka seolah-olah kita merasa diam, merasa semuanya baik-baik saja. Menurut saya tidak,” tegas Ganjar Pranowo.

Untuk melakukan radikalisasi Pancasila, Ganjar mengatakan pihaknya sedang menyelenggarakan Bulan Pancasila sekaligus Bulan Bung Karno selama satu bulan penuh. Kegiatan dibagi dua. Untuk Bulan Pancasila digelar oleh pemerintah sedangkan Bulan Bung Karno diramaikan oleh masyarakat di lingkungannya.

“Intinya satu saja, bagaimana kita membumikan Pancasila, seperti yang diamanatkan oleh Presiden,” ujar Ganjar Pranowo.

Tidak hanya itu, untuk membumikan Pancasila, Ganjar mengajak semua pemda dan tokoh publik untuk memberikan istilah yang mudah dipahami masyarakat diiringi dengan perilaku yang bisa ditiru, diteladani dan dicontoh oleh masyarakat.

“Kalau ada hoaks, apakah kita akan membiarkan? Tentu tidak. Apakah kemudian ada gerakan untuk melemahkan Pancasila dengan ideologi lain melalui aparatur dan sekolah, didiamkan? Tentu tidak,” ungkap Ganjar Pranowo.

Ia sebagai orang yang diberikan amanah oleh masyarakat tentu harus mengambil tindakan terhadap gerakan yang melemahkan Pancasila. Contoh, bila ada banyak sekolah yang mengibarkan bendera hitam, bukan bendera merah putih, maka ia akan melakukan tindakan tegas dengan mengganti kepala sekolahnya dan melakukan tracing pelaku yang melakukan hal tersebut.

“Kita memberikan contoh dengan mengambil alih titik-titik yang menjadi permasalahan,” tutur Ganjar Pranowo.

Selain itu, pemerintah, pemimpin atau tokoh publik harus mampu memberikan contoh kepada anak-anak muda. Ketika anak muda dituntut untuk cinta produk Indonesia dan harus membawa nilai-nilai Pancasila, tetapi tidak ada contoh yang pernah diberikan. Bahkan contoh korupsi masih terus berjalan dan banyak para pemimpin yang tidak mengungkit hal itu.

“Contoh perilaku buruk tiap hari di depan kita, di layar kita, di media sosial, tanpa kita pernah mengcounternya. Atau, barangkali imajinasi yang diimpikan para pendiri bangsa, oleh Bung Karno ketika menggali Pancasila, tidak pernah ada visualnya,” papar Ganjar Pranowo.

Oleh karena itu, lanjutnya, sudah menjadi tantangan bagi pemerintah untuk memberikan visual nilai Pancasila kepada anak-anak muda, seperti bagaimana sikap gotong royong, berbagi, dan tolong menolong.

“Tantangan ini lah yang harus kita mainkan dengan konkret dalam diksi-diksi yang lebih mudah masuk kepada anak muda, memberikan ruang kreatif kepada anak muda agar bisa mencintai bangsa dan negara dengan kulturnya sehingga mereka bisa membangun peradaban Indonesia yang lebih baik,” jelas Ganjar Pranowo.(net)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here