Home Regional Gunung Agung Hembuskan Abu Vulkanik, Bandara Internasional Ngurah Rai Ditutup Sementara

Gunung Agung Hembuskan Abu Vulkanik, Bandara Internasional Ngurah Rai Ditutup Sementara

191
0
SHARE

Gunung Agung Bali terus menerus menghembuskan asap dan abu vulkanik sejak pukul 10.30 WITA Kamis (28/6) hingga Jumat (29/6) dini hari.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan bahwa hembusan asap dan abu vulkanik Gunung Agung telah menyebabkan hujan abu di bagian barat hingga barat daya.

“Data satelit Himawari dari BMKG menunjukkan abu vulkanik telah menutupi ruang udara koordinat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai,” jelas Sutopo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (29/6).

Oleh karena itu, lanjut Sutopo, berdasarkan Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Erupsi Gunung Agung terhadap operasi penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada hari Jumat (29/6) pukul 00.05 WITA memutuskan penutupan bandara (Closed Aerodrome) direkomendasikan mulai pukul 03.00 WITA sampai dengan 19.00 WITA.

“Selanjutnya di terbitkan NOTAM, evaluasi akan diadakan kembali pukul 12.00 WITA,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa penutupan bandara tersebut lantaran mengutamakan keselamatan. “Beberapa operator telah membuat keputusan cancel flight dengan alasan safety,” tegas Sutopo.

Sutopo memaparkan, untuk pesawat yang melakukan pembatalan terbang pada Kamis kemarin, baik untuk keberangkatan dan kedatangan sebanyak 48 penerbangan dengan penumpang 8.334 orang, dimana penerbangan internasional sebanyak 38 penerbangan dengan penumpang 6.611 orang dan penerbangan domestik 10 penerbangan dengan penumpang 1.723 orang.

“Maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangan adalah Air Asia, Jet Star, Qantas, dan Virgin,” paparnya.

Sementara itu, hasil pantauan visual di Pos Pengamatan  Gunung Agung  PVMBG di Rendang, hingga Jumat (29/6) pukul 06.00 WITA, Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik dan kawah menyala api berwarna kemerahan dengan intensitas stabil dengan tinggi kolom abu mencapai 2.500 meter.

“Status masih tetap Siaga (Level 3). Belum ada kenaikan status. Belum dapat diperkirakan sampai berapa lama durasinya efusifnya. Saat ini masih terdeteksi microtremor pada alat seismograf PVMBG yang mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan,” tukas Sutopo.

Secara seismik, teramati peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan dengan hembusan mengeluarkan emisi gas dan abu vulkanik.

Hujan abu terjadi di beberapa daerah di barat dan barat daya Gunung Agung.  Wilayah yang terpapar abu sementara terjadi diwilayah Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Br. Beluhu, Desa Suter karena dominan angin dan abu mengarah ke barat.

Secara deformasi teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 mm. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan.

Radius berbahaya tetap di dalam radius 4 km dari puncak kawah. Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung melakukan evakuasi mandiri.

Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di 3 titik pengungsi yaitu di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem.

Masyarakat dihimbau tetap tenang. BNPB terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya.

 

Reporter: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here