Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa Indonesia akan memperjuangkan empat tema prioritas di bidang keuangan dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tahun 2018.
“Hal ini dilakukan untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya sebagai tuan rumah kegiatan tersebut,” ungkap Perry saat konferensi pers di Bali, Senin (8/10).
Perry menjelaskan, tema pertama yang akan diprioritaskan adalah mengenai kebijakan ekonomi global, khususnya harmonisasi kebijakan antarnegara untuk pemulihan global dan mengatasi ketidakpastian global.
“Pembahasan ini diangkat agar pemulihan yang baik tak hanya dialami oleh negara maju, namun juga negara berkembang,” jelasnya.
Menurutnya, topik yang dibahas mencakup juga normalisasi kebijakan moneter negara maju serta ketegangan dagang antarnegara. “Terdapat 25 kegiatan dalam rangkaian Pertemuan Tahunan yang membahas mengenai topik tersebut termasuk pertemuan IMF, pertemuan G20 dan G30, yang diharapkan dapat mendukung usaha pemulihan ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Perry, tema kedua adalah pembiayaan infrastruktur. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dari sisi infrastruktur tumbuh sangat cepat, yang mendatangkan apresiasi dari dunia internasional.
“Topik ini diangkat agar pembiayaan tak hanya datang dari APBN namun juga sumber lain seperti obligasi maupun penanaman modal untuk investasi infrastruktur. Terdapat 9 jadwal pertemuan yang membahas topik pembiayaan ini, termasuk yang melibatkan CEO berbagai perusahan besar,” paparnya.
Sementara itu, tema ketiga adalah ekonomi digital. Pembahasan antara lain akan berkisar kepada bagaimana ekonomi digital dapat dilakukan untuk pembiayaan UMKM serta teknologi finansial. Selain itu, akan dibahas pula mengenai bagaimana pengaruh ekonomi digital bagi bank sentral, khususnya terhadap sistem pembayaran serta keamanan digital.
“Rencananya, akan dilaksanakan 12 kegiatan terkait topik tersebut,” terang Perry.
Tema keempat adalah ekonomi dan keuangan syariah. Kesempatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada dunia internasional mengenai pencapaian dan potensi besar yang dimiiki Indonesia dalam bidang tersebut.
“Pertemuan tahunan kali ini pun menandai pertama kalinya tema ekonomi syariah mendapat porsi pembahasan yang cukup besar. Terdapat 5 kegiatan yang rencananya akan mencakup tema tersebut,” tandas Perry.
Selanjutnya, Gubernur Bank Indonesia itu menjelaskan bahwa secara umum terdapat 2 (dua) kelompok kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang AM 2018, yaitu bidang keuangan dan pembangunan. Bidang keuangan adalah kegiatan-kegiatan terkait IMF, bank-bank sentral, dan berbagai pertemuan untuk tujuan investasi, sementara bidang pembangunan lebih terkait dengan Bank Dunia.
“Dalam bidang keuangan, terdapat 10 pertemuan utama (main events) seperti pertemuan G20, Sidang IMF, dan sidang-sidang lainnya,” kata Perry.
Selain itu, terdapat 107 pertemuan sampingan (side events), yaitu pertemuan pelaku dunia keuangan yang terdiri atas workshop, seminar, pertemuan investor dan pertemuan lainnya terkait bank sentral dan IMF. Akan dilaksanakan pula 46 kegiatan paralel (parallel events), terkait sektor swasta, organisasi internasional dan lainnya.
“Jumlah tersebut masih di luar pertemuan-pertemuan bilateral yang dilakukan masing-masing rombongan,” ujar Perry.
Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tersebut merupakan kegiatan penting di dunia, dan keberhasilan sebagai tuan rumah merupakan sebuah kebanggaan bagi Indonesia. Berbagai pembahasan yang diangkat diharapkan akan bermanfaat bagi ekonomi Indonesia saat ini dan ke depan.
Sumber: www.bi.go.id
Editor: Eva Ulpiati