35 perusahaan pelat merah nasional bersinergi untuk membiayai penyambungan listrik bagi Rumah Tangga Tidak Mampu di sekitar Jawa Barat bagian selatan dan Banten. Hal itu dilakukan dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang sudah diprogramkan oleh Pemerintah.
Sinergi itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama ‘Program Sinergi BUMN Sambung Listrik Gratis Bagi Rumah Tangga Tidak Mampu’, antara PT PLN (Persero) dengan 34 BUMN lainnya pada Selasa (7/8).
Penandatanganan yang dilakukan di Sinergi Lounge Kementerian BUMN tersebut disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
“Masih ada warga yang mengakses listrik tapi itu diambil dari rumah tetangganya (Levering). Dengan bantuan sambungan listrik melalui Sinergi BUMN ini, maka warga sepenuhnya akan menikmati listrik resmi dari PLN. Ini tentunya sangat membantu masyarakat dalam menopang kegiatan ekonomi rumah tangganya,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno dalam sambutannya.
Sebanyak 35 BUMN dimaksud yakni PLN, Telkom, BRI, Pertamina, Bank Mandiri, BNI, Angkasa Pura II, Pelindo III, BTN, Pupuk Indonesia, Wijaya Karya, PT PP, PGN, Waskita Karya, Pegadaian, PTPN III, Antam, Jasa Marga, Jasa Raharja, Taspen, Airnav, Askrindo, Jasindo, ASDP Indonesia, Perum Bulog, Jamkrindo, Biofarma, Semen Indonesia, Hutama Karya, Kereta Api Indonesia, Dahana, Perhutani, Pindad, Pos Indonesia dan Jiwasraya.
Dalam mewujudkan program tersebut, BUMN sepakat untuk bersinergi sebagai upaya untuk menjamin terlaksananya penyambungan listrik bagi masyarakat Tidak Mampu dengan biaya penyambungan yang didanai dari dana program BUMN Hadir Untuk Negeri.
“Dana ini bersifat sponsorship dan bukan berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR),” jelas Rini.
Untik informasi, program ini dilaksanakan berdasarkan Surat Kementerian BUMN No. S-114/S.MBU/07/2018, tanggal 13 Juli 2018, perihal Program Elektrifikasi Jawa Barat Bagian Selatan dan Banten.BUMN diminta untuk berkontribusi melistriki wilayah masing-masing berdasarkan penetapan dari Kementerian BUMN.
Program ini ditargetkan mampu menembus hingga 103 ribu rumah tangga pada 28 Oktober 2018, dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 56,9 miliar.
“Jumlah masyarakat kurang mampu yang dipilih untuk mendapatkan listrik tersebut ditetapkan berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),” terang Rini.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan juga mengapresiasi program penyambungan listrik tersebut. Menurutnya, sinergi ini merupakan hal yang baik dan luar biasa manfaatnya.
“Memang ini perlu untuk saudara-saudara kita dibantu. Kalau bulanan saya yakin mampu tapi kalau pasang yang berat. Saya ucapkan terima kasih kepada BUMN yang sudah berpartisipasi dalam program ini. Ini partisipasi yang luar biasa,” ungkapnya.
PLN mencatat, saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat tercatat di level 96,79% dengan jumlah KK yang belum terlistriki masih mencapai sebanyak 334.260 KK.
Rumah tangga kurang mampu yang mendapat bantuan program sambung listrik gratis ini akan mendapatkan sambungan listrik PLN berdaya 450 Volt Ampere (VA) dengan tarif bersubsidi dan sistem layanan prabayar.
Alasan sebagian besar warga tidak menyambungkan listrik secara resmi disebabkan relatif mahalnya biaya instalasi dan penyambungan listrik yang berkisar Rp 900 ribu hingga Rp 1,1 juta.
“Melalui program sambung listrik kali ini, PLN memberi potongan harga sebesar 50 persen untuk biaya penyambungan listrik, dan sisa biaya akan dibayarkan oleh sinergi BUMN yang turut terlibat,” tandas Jonan.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Catur Apriliana