Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyatakan bahwa ketersediaan beras nasional saat ini telah mencukupi.
“Ketersediaan beras nasional selama Januari-Maret 2018 adalah 2,8 juta ton (Januari); 5,4 juta ton (Februari); dan 7,4 juta ton (Maret),” katanya di Jakarta.
Menurut Agung, dalam tiga bulan ke depan Indonesia mengalami surplus beras.
“Dengan angka konsumsi beras perbulan 2,5 juta ton, dapat dipastikan tiga bulan kedepan kita mengalami surplus beras” tuturnya.
Agung merinci bahwa surplus beras per bulan dari Januari-Maret 2018, adalah Januari surplus 329 ribu ton; Februari 2,9 juta ton, dan Maret 4,97 juta ton.
“Angka tersebut diperoleh berdasarkan proyeksi luas panen selama Januari-Maret 2018 secara berturut-turut, Januari (854 ribu ha); Februari ( 1, 6 juta ha); dan Maret (2,25 juta ha),” paparnya.
Agung menjelaskan bahwa salah satu strategi Kementerian Pertanian dalam menjaga dan meningkatkan produksi padi adalah, tidak menggunakan lagi pola lama Asep (April-September), Okmar (Oktober-Maret), tetapi menjaga pola tanam di angka aman minimal 1 juta hektar padi yang terjadi sepanjang tahun, sehingga tidak ada istilah paceklik.
“Insya Allah, dengan dukungan alat mesin pertanian dan perbaikan irigasi produksi padi akan selalu terjaga” tambahnya.
Selain itu, dalam menjaga ketersediaan dan kebijakan stabilisasi harga pangan tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan sinergi dan komitmen semua pihak untuk bahu membahu meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Yang tidak kalah penting dalam distribusi pangan adalah, perlunya dukungan dan pengawalan oleh satgas pangan,” pungkas Agung.
Sumber: www.pertanian.go.id
Editor: Hendri Kurniawan