World Bank telah meluncurkan Laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) Juni 2018 yang mengangkat tema “Learning More, Growing Faster” di Main Hall BEI, Rabu (06/06). Dalam laporan tersebut dipaparkan mengenai pertumbuhan ekonomi yang didorong investasi, menjaga ekonomi Indonesia tumbuh dengan kuat mencapai 5,1 persen pada kuartal pertama 2018.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rodrigo A. Chaves, menyampaikan bahwa fundamental ekonomi makro Indonesia yang kuat terus memberikan penyangga yang kokoh bagi peningkatan gejolak global.
“Manajemen ekonomi yang baik telah menjaga inflasi tetap terkendali dan tingkat hutang hanya sekitar setengah dari ambang batas hukum,” kata Rodrigo.
Laporan tersebut juga melihat lebih dekat 15 tahun reformasi pendidikan dan menilai dampaknya dalam meningkatkan hasil pendidikan dan modal manusia di Indonesia serta tantangannya.
Senada dengan laporan World Bank, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa Pemerintah akan bekerja lebih keras dalam menghadapi masalah fundamental di Indonesia, yaitu kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik yang layak.
Menurut Sri Mulyani, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pertama, kualitas guru dan tunjangannya agar dapat memberikan pengajaran yang baik. Kedua, efektivitas anak-anak saat belajar di sekolah. Ketiga, kualitas kurikulum serta buku teks yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar.
“Kita perlu melihat dari sisi pendidikan yang berbasis agama dengan pendidikan berbasis kurikulum nasional. Ini juga satu hal yang perlu kita lihat sebagai permasalahan yang komplit, sehingga negara mampu membuat strategi pembangunan SDM terutama terkait tantangan-tantangan yang muncul seperti industrialisasi, teknologi yang berubah, dan keterbukaan informasi,” ungkapnya.
Pada laporan tersebut, World Bank juga memberikan rekomendasi agar Pemerintah dapat menetapkan kriteria kualifikasi guru serta mengkampanyekan kualitas pendidikan nasional untuk menciptakan kesadaran publik sehingga mampu memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar.
Sumber: www.kemenkeu.go.id
Editor: Eva Ulpiati