Home Ekonomi Maret 2018, Inflasi Masih tetap Terkendali

Maret 2018, Inflasi Masih tetap Terkendali

59
0
SHARE

Pada bulan Maret 2018, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHKtetap terkendali dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK tercatat 0,20% (mtm), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,17% (mtm).

Pjs. Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan menyampaikan bahwa Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi administered prices dan volatile food yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya, di tengah inflasi inti yang menurun.

“Inflasi IHK sampai dengan Maret 2018 tercatat 0,99% (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,40% (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,18% (yoy) namun tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi 3,5±1%,” jelas Junanto dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (2/4).

Menurut Junanto, terkendalinya inflasi IHK didukung oleh minimalnya tekanan inflasi kelompok inti. Inflasi inti tercatat sebesar 0,19% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,26% (mtm).

Selain itu, realisasi inflasi inti tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi inti bulan Maret selama empat tahun terakhir yang sebesar 0,20% (mtm).

“Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah emas perhiasan dan tukang bukan mandor,” ungkapnya.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,67% (yoy), sedikit meningkat dari bulan lalu sebesar 2,58% (yoy). Perkembangan tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Inflasi kelompok volatile food mengalami peningkatan terutama didorong oleh kenaikan harga aneka cabai dan aneka bawang. Inflasi tercatat sebesar 0,15% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm). Angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata bulan Maret dalam empat tahun terakhir yang mengalami deflasi sebesar 0,35% (mtm).

“Inflasi tersebut terutama bersumber dari komoditas cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 4,06% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,10% (yoy),” terang Junanto.

Sedangkan Inflasi kelompok administered prices meningkat bersumber dari harga energi. Inflasi tersebut tercatat mencapai 0,20% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,07% (mtm).

Meningkatnya inflasi administered prices terutama didorong oleh penyesuaian harga bensin nonsubsidi, di tengah harga bahan bakar rumah tangga yang mencatat deflasi.

“Secara tahunan, inflasi administered prices tercatat sebesar 5,11% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,29% (yoy),” tutur Junanto.

Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya inflasi volatile food.

 

Sumber: www.bi.go.id

Editor: Hendri Kurniawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here