Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mendorong perkembangan ekonomi digital yang kian pesat. Pasalnya saat ini, demam ekonomi digital tengah melanda dunia, tak terkecuali Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan bahwa kontribusi ekonomi digital terhadap output ekonomi global sebesar 22%.
Di sisi lain, prediksi peningkatan kontribusi aplikasi teknologi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) global pada tahun 2020 mencapai USD 2 triliun. Sementara itu, besaran nilai global dari arus data internasional tahun 2015 menyentuh angka USD 2,8 triliun.
“Nilai ini melebihi perdagangan barang global untuk pertama kalinya,” tutur Darmin saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2018, di Hotel Borobudur, Rabu (31/1).
Darmin menekankan pemerintah akan serius menghadapi tren ekonomi digital. Terlebih dari segi angkutan dan logistik yang dinilai masih tertinggal dengan negara lain.
“Memasuki era digital, pekerjaan rumah kita lebih banyak dari negara-negara lain. Ini bukan hanya gagahan-gagahan ekonomi digital, kita betul-betul harus mempersiapkan diri,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan e-commerce dan fintech (financial technology) merupakan produk ekonomi digital yang paling berkembang di Indonesia. Meskipun tidak dipungkiri, kedepannya pemerintah masih akan menghadapi tantangan terkait regulasi sektor ini.
“Oleh karena itu, dirinya mengharapkan prinsip kebijakan menerapkan beberapa prinsip dasar. Pertama, equal playing field dan persaingan usaha yangs ehat. Kedua, mendorong inovasi. Ketiga, berorientasi pada kepentingan nasional. Keempat, manfaat bagi pelaku usaha lokal. Kelima, akses layanan yang lebih terjangkau,” pungkasnya.
Sumber: www.ekon.go.id
Editor: Hendri Kurniawan