Sektor industri makanan dan minuman (Mamin) ditetap menjadi salah satu dari lima sektor percontohan dalam pelaksanaan Industri 4.0 di Indonesia. Industri Mamin juga memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Berkaitan dengan hal itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk semakin meningkatkan inovasi dan daya saing industri tersebut.
“Industri mamin berperan penting terhadap pemerataan usaha di Tanah Air, di mana para pelakunya sebagian banyak berskala industri kecil dan menengah (IKM),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman Tahun 2018 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/4).
Airlangga menjelaskan, Kemenperin sudah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diresmikan langsung Presiden Joko Widodo. Langkah strategis yang menjadi gerakan nasional ini bertujuan untuk mentransformasi dan mengintegrasikan dunia digital atau online dengan lini produksi di sektor industri.
“Dengan semua proses produksi berjalan melalui internet sebagai penopang utamanya, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi serta efisiensi biaya produksi bagi manufaktur kita, termasuk di industri mamin. Sehingga produk industri nasional bisa berdaya saing global,” paparnya.
Untuk mendorong percepatan implementasi Industri 4.0 tersebut, Kemenperin berperan serta dalam mencetak sumber daya manusia industri yang kompeten melalui program pendidikan vokasi.
“Selain itu, Kemenperin bersama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mendorong untuk membangun innovation center,” tutur Airlangga.
Dengan adanya pusat inovasi tersebut, diharapkan pelaku IKM sektor mamin juga dapat memanfaatkan pengembangan teknologinya sehingga produk yang dihasilkan mampu kompetitif di pasar domestik dan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
“Pemerintah tengah menyiapkan insentif super deductible tax bagi perusahaan yang ingin mengembangkan innovation center,”ujar Airlannga.
Dalam upaya memfasilitasi perluasan pasar produk-produk industri nasional, Kemenprin aktif melakukan kegiatan promosi baik melalui pameran di dalam maupun luar negeri.
”Agenda pameran untuk promosi produk industri mamin yang rutin kami laksanakan setiap tahunnya adalah Pameran Industri Makanan dan Minuman dan Bazaar Lebaran,” tandas Airlangga.
Airlangga meyakini, kinerja industri mamin nasional bakal terus cemerlang. Pada tahun 2017, sektor ini sebagai penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas yang mencapai 34,33 persen. Di samping itu, pertumbuhananya sebesar 9,23 persen atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2016 sekitar 8,46 persen.
Selanjutnya, nilai ekspor produk mamin termasuk minyak kelapa sawit pada tahun 2017 mencatatkan di angka USD 31,7 miliar, sehingga mengalami neraca perdagangan yang positif apabila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama sebesar USD 9,6 miliar.
“JIka dilihat dari perkembangan realisasi investasi sektor industri mamin pada tahun 2017, yakni mencapai Rp 38,54 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD 1,97 miliar,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto menyampaikan, industri mamin nasional diyakini tetap tumbuh positif pada tahun 2018. Momentum pemilihan kepala daerah yang berlangsung tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia berpotensi dapat meningkatkan konsumsi produk mamin lokal.
“Trennya memang pertumbuhan industri mamin di atas 7 persen, dengan catatan adanya aturan atau kebijakan yang mendukung peningkatan produksi. Kami memproyeksi kinerja industri mamin tahun ini sebesar 8-9 persen, sebagai target moderat,” ucapnya.
Untuk itu, mutlak dilakukan sinergi program dan kegiatan antara pemerintah dan stakeholder dalam pengembangan industri mamin nasional, mulai dari mempermudah akses bahan baku, sistem logistik dan distribusi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi.
“Upaya ini juga mendukung dalam penerapan Industri 4.0,” tutup Panggah.
Sumber: http://kemenperin.go.id
Editor: Hendri Kurniawan