Pemerintah memberikan santunan bagi korban meninggal dan luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8) malam. Untuk korban meninggal santunan diberikan sebesar Rp 15 juta, sedangkan untuk yang terluka diberikan sebesar Rp 2,5 juta.
Menteri Sosial Idrus Marham menjelaskan bahwa dalam jangka ke depan nanti akan ada pemulihan. Ia mengaku sudah membicarakan dengan Menko Polhukam Wiranto setelah tanggap darurat perlu ada jaminan hidup untuk mereka 2-3 bulan ke depan.
“Dalam rangka ini, kita minta Pak Bupati supaya daftar keluarganya yang terkena dampak dari gempa ini segera. Nanti setelah tanggap darurat ini kita berikan jaminan hidup 3 bulan ke depan,” kata Menteri Sosial Idrus Marham saat mendampingi Menko Polhukam Wiranto meninjau evakuasi wisatawan asing di Bangsal Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8).
Idrus menegaskan bahwa pemerintah juga telah memikirkan langkah ke depan setelah pemulihan dalam rangka rekonstruksi renovasi rumah.
Ia menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo pada tanggal 29 lalu ketika ke Semblie sudah mengambil kebijakan renovasi rumah-rumah rakyat yang terkena dampak diperhatikan dengan bantuan antara Rp 10 juta-Rp 50 juta.
“Jadi sebenarnya cara untuk mengatasi ini sudah dibicarakan kehadiran kami mendampingi dengan Pak Menko hari ini hanya mengecek seberapa jauh kesepakatan itu dilaksanakan dan komandannya adalah dari Danrem,” tandasnya.
Menko Polhukam Wiranto menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal yang ditemukan hingga Selasa (7/8) pukul 08.00 WITA sudah mencapai 116 orang, dan yang belum teridentifikasi sebanyak 29 orang.
“Jumlah ini besar kemungkinan akan semakin bertambah setelah runtuhan puing-puing dari rumah yang roboh dapat diangkat. Oleh karena itu, mari kita doakan mudah-mudahan tidak terlalu banyak korban yang kita dapatkan dari reruntuhan itu,” kata Wiranto.
Setelah dua hari memimpin penanganan bencana gempa bumi di Lombok, Wiranto menyerahkan tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo itu kepada Gubernur NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi.
Ia menuturkan, dalam waktu dua hari sejak terjadinya gempa berkekuatan 7,0 SR, Minggu (5/8) malam, semua langkah-langkah pemerintah sudah terstruktur, terorganisasi.
Karena ini merupakan satu bencana yang dapat ditangani daerah, maka langkah-langkah cepat, yang sebenarnya sebatas penguatan dan pendampingan dalam suatu daerah sudah dianggap selesai.
“Maka pada hari ini, saya serahkan keseluruhan pimpinan untuk penanggulangan selanjutnya kepada bapak Gubernur dan Satgas,” ujar Wiranto.
Wiranto juga menerangkan bahwa evakuasi terhadap wisatawan asing dari Gili Trawangan sudah selesai dilaksanakan. “Kita tentu terima kasih kepada segenap petugas yang sudah melaksanakan tugas dengan baik sekali,” terangnya.
Berdasarkan laporan yang ada sekitar 2000 turis berada di Gili Trawangan. Namun, semakin hari semakin bertambah hingga menjadi lebih dari 7 ribu.
“Jadi banyak sekali, ternyata turis yang berada di Gili Trawangan juga sangat banyak,” ucapnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eko “Gajah”