Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo, menjelaskan bahwa ketegangan perdagangan dan ketidakpastian dalam perang tarif memberikan konsekuensi terhadap pasar. Adanya peningkatan signifikan terhadap tarif impor semakin menekan volume dan kinerja ekspor.
“Keadaan ekonomi global saat ini menuntut pentingnya kerjasama selatan-selatan, terutama untuk menciptakan respon, serta strategi dalam menangani berbagai situasi yang terjadi,” ujar Mardiasmo dalam diskusi panel yang bertajuk The Growing Importance of South-South Cooperation Amid Trade Tensions and Global Financial Market Volatility yang digelar oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai rangkaian acara IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Sofitel, Nusa Dua, Bali Selasa (09/10).
Mardiasmo menerangkan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok memberikan dampak besar pada pasar global. Keadaan ini merupakan tantangan bagi pemerintahan seluruh dunia untuk menetralisir keadaan dan tetap menjaga kesejahteraan masyarakat termasuk indonesia.
“Ditengah perang dagang global, pemerintah Indonesia akan bergerak aktif dalam meningkatkan sektor manufaktur, pemerintah akan mendukung penuh sektor industri, dan mereformasi perpajakan dalam rangka mendukung sektor manufaktur dan meningkatkan aktivitas ekspor,” tuturnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini mengundang 200 orang yang berasal dari berbagai institusi yang meliputi : Kementerian/Lembaga, Lembaga Pemerintah, Lembaga pembiayaan Ekspor, BUMN serta beberapa institusi terkait lainnya.
Sumber: www.kemenkeu.go.id
Editor: Eva Ulpiati