Home Maritim Presiden: Kapal Asing Ilegal Tidak Berani Masuk Lagi di Perairan Indonesia

Presiden: Kapal Asing Ilegal Tidak Berani Masuk Lagi di Perairan Indonesia

148
0
SHARE

Setelah sebelumnya bertemu dengan pengemudi truk, Presiden Joko Widodo menerima dan bersilaturrahmi dengan Perwakilan Nelayan seluruh Indonesia dan Peserta Rembug Nasional Tahun 2018 serta Musyawarah Nasional (Munas) VII Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dalam jangka waktu 3,5 tahun belakangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menenggelamkan 363 kapal asing ilegal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia. Padahal kapal asing yang berada di alut Indonesia tersebut jumlahnya kurang lebih 7000-an.

“Sekarang sudah tidak berani lagi masuk ke Indonesia. Ada satu, dua, tiga. Itu satu, dua, tiga tapi ditangkap lagi Ibu Susi, ya itu langsung ditenggelamkan,” katanya.

Menurut Presiden, sudah seharusnya ikan-ikan yang dulu ditangkap dan diambil oleh kapal asing illegal saat ini dapat dinikmati oleh para nelayan Indonesia.

Jika belum, lanjutnya, berarti ikan-ikan tersebut belum dapat berkembang lebih banyak lagi.

“Mungkin masih menunggu enggak tahu setahun atau 2 tahun, tapi laporan dari Bu Susi sudah ada kenaikan. Tapi kita sendiri memang harus menyadari bahwa penggunaan alat-alat tangkap jaring yang tidak ramah lingkungan itu juga memang harus dalam transisi yang harus kita ubah. Karena kalau tidak yang rugi ya kita sendiri,” tuturnya.

Presiden juga menyeritakan perjalanannya pada saat ke Pangandaran, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu. Dalam kunjungan tersebut, para nelayan mengeluhkan sulitnya mencari ikan di laut lantaran makin menurunnya jumlah ikan di perairan.

“Lah ini yang harusnya dikembalikan lagi agar ikan-ikan itu menjadi normal dan ada kembali. Tidak hanya di Pangandaran tetapi di semua titik-titik di mana nelayan-nelayan kita banyak hidup dari perikanan laut kita. Jadi arahnya kita harus mengerti,” tegasnya.

Ia menegaskan, pemerintah tidak akan menghambat, merintangi, dan melarang penggunaan cantrang dalam mengambil ikan. Namun, pemerintah mengharapkan kebaikan bagi para nelayan sendiri.

“Kalau ndak ya di lapangan kita tahulah, di lapangan kita tahu ada kapal asing yang mengatasnamakan nelayan kita,” ucap Presiden.

Presiden juga mengingatkan para nelayan untuk  mengikuti perubahan teknologi di dunia yang ada. Ia menyontohkan keramba jaring apung lepas pantai yang baru dikerjakan di Pangandaran, Karimunjawa, dan di Sabang.

“Ini contohnya seperti ini. Saya cek sendiri kemarin ke tengah laut, ini di tengah laut, 8 mil dari pantai. Kalau negara lain mengerjakan, kita enggak mengerjakan, ditinggal kita,” tambahnya.

 

Sumber: http://setkab.go.id

Editor: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here