Home Energi Porsi Batubara dalam Bauran Energi akan Dikurangi Secara Bertahap

Porsi Batubara dalam Bauran Energi akan Dikurangi Secara Bertahap

40
0
SHARE

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan bahwa batubara masih menjadi sumber energi utama bagi pembangkit listrik di Indonesia hingga 2050. Namun, Ia menegaskan bahwa porsi batubara dalam bauran energi akan dikurangi secara bertahap.

Porsi batubara tersebut akan digantikan dengan sumber energi lain yang ramah lingkungan dan terbatukan.

Dalam roadmap Kebijakan Energi Nasional (KEN) disebutkan pemanfaatan batubara dalam bauran energi nasional ditargetkan sekitar 30% pada tahun 2025, dan menjadi hanya 25% pada tahun 2050.

Hal tersebut disampaikan Arcandra saat menjadi salah satu pembicara pada Coaltrans Asia 2018 di Bali (8/5).

“Porsi batubara dalam bauran energi nasional masih cukup besar, karena batubara masih menjadi energi yang termurah hingga saat ini. Pemerintah akan mengurangi secara bertahap. Porsinya pada tahun 2050 mendatang diproyeksikan berkurang menjadi 25% dari total penggunaan sumber energi yang ada,” tegasnya.

Arcandra menjelaskan, total konsumsi batubara pada pembangkit listrik di tahun 2017 sebesar 83 juta ton atau 86 persen dari total konsumsi batubara domestik di Indonesia. Sedangkan untuk industri semen, tekstil, pupuk dan karet menempati posisi kedua dengan total permintaan mencapai 13,7 juta ton.

“Selama 5 tahun terakhir, pembangkit listrik tetap menjadi pelanggan pengguna batubara terbesar di Indonesia. Meskipun permintaan batubara dari industri domestik lainnya meningkat, tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan permintaan yang berasal dari pembangkit listrik,” jelasnya.

Selain menjadi penyumbang sumber energi nasional, batubara juga merupakan salah satu penyumbang penerimaan negara yang cukup signifikan.

Tahun 2017, tercatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM meningkat signifikan sebesar 62 persen menjadi Rp 129,07 triliun (USD 9,53 miliar), dimana subsektor mineral dan batubara (minerba) memberikan kontribusi sebesar Rp 40,6 triliun.

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan target PNBP untuk minerba yang hanya sebesar Rp 32,7 triliun.

“Capaian ini menunjukkan bahwa sektor energi dan sumber daya mineral, selain perannya memastikan pasokan energi yang terjangkau dan nilai tambah domestik, juga memiliki pengaruh besar terhadap pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi,” tandas Arcandra.

Kementerian ESDM juga telah menetapkan harga batubara khusus untuk pembangkit listrik dalam negeri sebesar USD 70 per ton, yang tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor 1395 K/30/MEM/2018 tentang Harga Batubara untuk Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.

Pemerintah berharap dengan diterbitkannya Keputusan Menteri ini harga jual listrik berbahan baku batubara dari PLTU tetap terjaga sehingga dapat melindungi daya beli masyarakat dan industri yang kompetitif.

“Dengan langkah yang agresif ini, kami yakin target investasi dapat tercapai dan juga beberapa lembaga pemeringkat investasi telah meningkatkan peringkat Indonesia, sehingga akan semakin banyak investasi yang akan datang ke Indonesia di masa depan khususnya di sektor pertambangan,” tutup Arcandra.

 

Sumber: www.esdm.go.id

Editor: Hendri Kurniawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here