Home Ekonomi Presiden Minta AS Pertahankan GSP Produk Indonesia

Presiden Minta AS Pertahankan GSP Produk Indonesia

149
0
SHARE

Presiden Joko Widodo meminta Amerika Serikat agar tetap memberikan kebijakan Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bebas bea masuk bagi barang-barang produk Indonesia, karena produk yang diekspor Indonesia tersebut terkait dengan produk yang diekspor oleh AS.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Presiden saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8).

Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang mendampingi dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa jika dilihat dari barang-barang yang ada di dalam GSP, maka 53% dari barang-barang tersebut adalah terkait dengan produk yang diekspor oleh Amerika.

“Jadi 53% di antaranya terkait dengan proses produksi yang diperlukan oleh Amerika,” kata Retno usai pertemuan.

Sebelumnya, dalam pertemuan Presiden dengan Menlu Mike Pompeo telah dibahas beberapa isu. Retno menjelaskan pembahasan tersebut meliputi komitmen Amerika dan Indonesia untuk melanjutkan strategic partnership yang dimiliki kedua negara sejak tahun 2015.

“Jadi hubungan bilateral kita dibangun berdasarkan strategic partnership dan Presiden juga mengatakan bahwa strategic partnership yang kita bangun itu hendaknya tidak hanya bermanfaat bagi dua negara, tetapi juga untuk dunia,” ujarnya.

Pembahasan selanjutnya adalah terkait persoalan kerja sama ekonomi. Retno menegaskan bahwa mengenai hal ini Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita nanti akan menjelaskan lebih lanjut. “Intinya adalah komitmen kedua negara lagi untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, terutama di bidang perdagangan,” tegasnya.

Retno menerangkan bahwa Mendag baru saja berkunjung ke Amerika Serikat, berbicara dengan counterparts-nya dan juga dengan private sectors di Amerika. Dari kunjungan tersebut intinya tampak komitmen mereka untuk terus meningkatkan perdagangan yang saling menguntungkan.

“Presiden mengatakan bahwa kalau kita lihat dari jenis barang yang kita perdagangkan, maka  sifatnya tidak saling berkompetisi satu sama lain. Oleh karena itu akan lebih mudah bagi kita untuk meningkatkan kerja sama perdagangan,” ungkapnya

“Jadi untuk bilateral, dua hal itu yang dibahas, perdagangan kemudian payungnya adalah strategic partnership,” pungkas Retno.

 

Sumber: http://setkab.go.id

Editor: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here