Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa Indonesia akan mendorong pembahasan terkait dengan strategi global untuk mendorong pembangunan infrastruktur di negara berkembang dan pembahasan terkait human capital dalam Annual Meetings IMF WBG 2018 yang berlangsung pada 8–14 Oktober 2018.
Terkait upaya mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai Ketua Panitia Nasional, Luhut menekankan bahwa akan secara khusus dibahas terkait urbanisasi. Mengingat, banyak negara berkembang termasuk Indonesia saat ini mengalami proses urbanisasi yang sangat pesat.
“Kondisi itu harus didukung dengan ketersediaan layanan publik untuk menjadikan wilayah urban sebagai kawasan yang layak huni dan memiliki potensi ekonomi untuk menyerap lapangan kerja,” katanya dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Menakar Manfaat AM IMF-WBG 2018” di Aula Mezzanine, Gedung Juanda 1, Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (17/9).
Sementara itu, terkait pembahasan human capital, Luhut menekankan pada perkembangan ekonomi digital dan era disruption. Hal itu berkaitan dengan penyiapan generasi muda untuk dapat bersaing di era ekonomi digital.
“Sesuai Instruksi Presiden bahwa momentum kehadiran ’dunia’ ke Bali bulan Oktober 2018 wajib dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi dan wisata,” ujarnya.
Selain itu, Luhut juga mengingatkan bahwa Indonesia juga perlu memastikan bahwa posisinya sebagai tuan rumah dan Ketua dari Development Committee Bank Dunia. Ia menegaskan agar hal ini dapat dimanfaatkan untuk membantu penyelesaian masalah-masalah dunia di bidang ekonomi, keuangan, dan pembangunan.
Sedangkan terkait upaya mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi dan wisata, Luhut menjelaskan, Indonesia berkepentingan untuk menunjukkan berbagai pencapaian Indonesia dalam sejumlah agenda pembangunan seperti infrastruktur dan human capital, serta keragaman destinasi pariwisata dan kekayaan seni, budaya dan kerajinan Indonesia.
“Dan yang tidak kalah penting adalah menunjukkan keramahan bangsa Indonesia dalam menyambut para tamu asing yang datang dari seluruh negara di dunia dan agar mereka merasa aman dan nyaman selama berkunjung di Indonesia,” tuturnya.
Untuk informasi, Menteri Keuangan Indonesia saat ini menjabat sebagai Ketua Development Committee Bank Dunia yang merupakan forum tertinggi para Menteri Keuangan dari 189 negara anggota Bank Dunia.
Forum itu berfungsi sebagai penentu arah kebijakan strategis pembangunan Bank Dunia yang telah menghasilkan berbagai inisiatif penting terkait agenda pembangunan global seperti penanganan risiko pandemik dan dukungan bagi para pengungsi global.
“Forum ini juga mendorong dilanjutkannya reformasi Bank Dunia untuk meningkatkan keterwakilan negara-negara berkembang dalam governance Bank Dunia,” ungkap Luhut.
Luhut mengatakan, Indonesia saat ini juga menjabat sebagai Executive Director di kantor pusat IMF maupun Bank Dunia di Washington DC. Posisi Indonesia sebagai Executive Director itu, lanjutnya, mewakili 11 negara di kawasan Asia dan Pasifik dan berperan untuk menyetujui setiap kebijakan IMF dan Bank Dunia.
“Dapat saya tambahkan bahwa dalam beberapa kali kunjungan saya ke kantor pusat IMF dan Bank Dunia di Washington DC saya juga menemukan banyak sekali Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai profesional dan Indonesia merupakan salah satu negara yang warga negaranya paling banyak bekerja di IMF dan Bank Dunia,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Luhut mengungkapkan beberapa topik yang juga akan didorong oleh Indonesia di Annual Meetings, Hal itu adalah, terkait ekonomi syariah, dukungan terhadap UKM, serta strategi keuangan terkait penanganan risiko bencana.
Menurutnya, dalam mempersiapkan Annual Meetings ini Panitia Nasional merupakan kolaborasi dari seluruh kementerian dan lembaga, para BUMN, pemerintah daerah, dan bahkan melibatkan beberapa LSM nasional yang peduli pada isu-isu pembangunan global.
“Intinya, Annual Meetings ini merupakan kerja bersama seluruh komponen masyarakat karena para tamu asing itu akan melihat kita sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia,” ucapnya.
Terkait persiapan, Luhut menegaskan bahwa hingga kini persiapan pelaksanaan penyelenggaraan AM IMF WBG sudah mencapai 94 persen. “MTS mengatakan, inilah perhelatan IMF terbesar sejak pertama diselenggarakan pada 1946. Dan ini juga dinilai sebagai perhelatan yang pelaksanaannya tergolong tersiap,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa selaku penyelenggara memiliki prinsip bahwa setiap pengeluaran harus memberi dampak balik positif. Tercatat, menurut dia, sejauh ini diproyeksikan penyelenggaraan itu akan menelan anggaran sebesar Rp 855 miliar.
“Namun, per hari ini, angkanya baru mencapai Rp 566 miliar rupiah dan sepertinya tidak akan bertambah banyak. Basicly Rp456 miliar, Termasuk untuk membeli komputer yang nantinya akan dihibahkan ke anak-anak sekolah di Banyuwangi, Bali, dan Lombok,” pungkasnya.
Reporter: Rahmawati Alfiyah