Hingga Kamis (26/4), nilai tukar Rupiah telah menyentuh angka Rp 13.930 per dolar AS. Kurs Rupiah sejak akhir-akhir ini memang sedang mengalami tren kemerosotan yang tajam.
Untuk mengatasi hal itu, Bank Indonesia (BI) akan melakukan langkah-langkah stabilisasi baik di pasar valas maupun pasar surat berharga negara (SBN). Hal ini dilakukan untuk meminimalisir depresiasi yang terlalu tajam.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan bahwa dalam upaya melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dengan tetap mendorong mekanisme pasar, BI akan selalu berada di pasar. Hal itu untuk memastikan bahwa likuiditas tetap tersedia dalam jumlah yang memadai, baik berupa valas maupun rupiah.
“Kami akan senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valas maupun rupiah,” tegas Agus.
Agus juga memastikan bahwa BI akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan perekonomian global dan menganalisa dampaknya terhadap ekonomi nasional.
“Kemudian kami juga memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik,” tuturnya.
Ia mengatakan, BI juga akan melibatkan Lembaga-lembaga terkait untuk mempersiapkan skema pertahanan lanjutan. “ BI akan mempersiapkan 2nd line of defense bersama dengan institusi eksternal terkait,” kata Agus.
Reporter: Hendri Kurniawan
