Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan bahwa optimalisasi penggunaan energi lokal sebagai energi primer pembangkit tenaga listrik agar lebih efektif dan efisien sangatlah penting. Pasalnya, setiap daerah memiliki karakteristik alam yang berbeda-beda.
“Pembuatan energi (pembangkit) harus disesuaikan dengan kemampuan dan potensi masing-masing daerah agar lebih optimal,” ujarnya dihadapan pejabat eselon I, II dan III di lingkungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral Dan Batubara, Ditjen Ketenagalistrikan serta Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi energi, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/7).
Jonan mengungkapkan bahwa Pemerintah terus mendorong PT PLN (Persero) untuk mengoptimalkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Tentu dengan mempertimbangkan efisiensi harga dan menjaga keseimbangan supply dan demand serta status kesiapan pembangkit,” ungkapnya.
Menurutnya, indikasi pemilihan lokasi pembangkit juga bagian tak kalah penting. Dengan begitu, pengembangan kapasitas pembangkit secara tidak langsung akan memperhatikan ketersediaan energi primer setempat.
Daerah penghasil batubara misalnya, jenis pembangkit yang lebih tepat diprioritaskan untuk dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang atau pengembangan pembangkit berbasis gas di sekitar mulut sumur gas (wellhead).
“Pembangunan pembangkit di dekat lokasi bahan baku agar bisa menekan biaya produksi sehingga menjadi lebih efisien,” tutup Jonan.
Sumber: www.esdm.go.id
Editor: Catur apriliana