Pemerintahan Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan tiga bendungan baru senilai Rp 8,44 triliun. Tiga bendungan itu adalah Bendungan Tiga Dihaji berkapasitas 104,83 juta meter kubik dengan nilai Rp 3,82 triliun, Bendungan Bener berkapasitas 90,39 juta meter kubik senilai Rp 3,79 triliun, dan Bendungan Sidan berkapasitas 3,8 juta meter senilai Rp 830 miliar.
“Pembangunan bendungan, embung, dan infrastruktur sumber daya air lainnya adalah upaya mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan sebagai bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan persnya, Kamis (18/10).
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Hari Suprayogi mengatakan tambahan bendungan akan meningkatkan rasio jumlah air yang ditampung. “Saat ini baru mencapai 50 meter kubik per kapita per tahun dan ditargetkan tahun 2030 akan naik menjadi 120 meter kubik per kapita per tahun. Penyelesaian 65 bendungan pada tahun 2023 akan meningkatkan separuh target sehingga masih diperlukan pembangunan bendungan lagi,” jelasnya.
Dalam jumlah air yang bisa ditampung, posisi Indonesia saat ini berada satu tingkat di atas Ethiopia yang memiliki rasio jumlah air tampung sebanyak 38 meter kubik per kapita per tahun dan jauh dibawah Thailand dengan rasio hingga 1.200 meter kubik per kapita per tahun.
Dalam pembangunan bendungan, Kementerian PUPR mendorong peningkatan kapasitas kontraktor swasta nasional sebagai mitra kerjasama operasi (KSO) dengan kontraktor BUMN Karya yang telah berpengalaman.
Adapun Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan pada periode 2015-2019. Selain bendungan, Kementerian PUPR juga menargetkan pembangunan 1.088 embung di berbagai wilayah di Indonesia.
Editor: Eva Ulpiati