Home Ekonomi 2050: Perekonomian Indonesia Peringkat Empat Besar Dunia

2050: Perekonomian Indonesia Peringkat Empat Besar Dunia

144
0
SHARE

Ke depan, Indonesia sangat berpotensi untuk memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian dunia. Salah satu kontribusi tersebut ditopang oleh kinerja dari industri nasional.

Selain itu, peluang Indonesia juga didukung oleh adanya bonus demografi, yakni masa emas lantaran peningkatan jumah penduduk usia produktif pada tahun 2020-2030.

Berdasarkan hasil riset PricewaterhouseCoopers (PwC), salah satu penyedia jasa auditor besar di dunia, posisi perekonomian Indonesia di peringkat ke-5 dunia diprediksi lebih cepat pada tahun 2030 dengan estimasi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) USD 5,424 miliar.

“Sehingga nanti pada 100 tahun Indonesia merdeka tahun 2045, Insya Allah Indonesia akan masuk lima negara ekonomi terbesar di dunia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (9/4).

Sementara itu, dengan hitungan Purchasing Power Parity (PPP, untuk tahun 2050, perekonomian Indonesia akan meningkat ke peringkat 4 besar dunia dengan perkiraan nilai PDB sebesar USD 10,502 miliar.

Masih menurut riset PwC, Indonesia dinilai akan menjadi big emerging market karena merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.

“Untuk mencapai sasaran tersebut, tentunya perlu perjuangan dan kerja keras. Sehingga, optimisme harus didorong oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” tegas Airlangga.

Oleh karena itu, melalui peta jalan Making Indonesia 4.0, Indonesia telah memiliki strategi dan arah yang jelas dalam upaya meningkatkan daya saing industri manufaktur nasional di tengah memasuki era digital.

Salah satu langkah awal yang sudah dijalankan, Kementerian Perindustrian turut memacu kompetensi sumber daya manusia (SDM) lewat peluncuran program pendidikan vokasi industri di beberapa wilayah di Indonesia.

Dengan mengusung konsep yang link and match antara Sekolah Menengah Kejurun dengan industri, diharapkan dapat mudah mencetak tenaga kerja sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.

“Guna menggenjot daya saing industri, harus didukung dengan pendidikan, terutama kompetensi tenaga kerjanya. Kemudian, diperlukan kegiatan untuk menciptakan inovasi dan menerapkan teknologi terkini, di mana dua hal tersebut sangat ditopang oleh pendidikan dan dana untuk melaksanakan itu,” paparnya.

Airlangga mengungkapkan, saat memasuki momentum bonus demografi, beberapa negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Untuk itu, Indonesia harus manfaatkan peluang emas tersebut dengan memetik hasilnya pada tahun 2030.

“Misalnya, Jepang yang mampu tumbuh 5,5 persen, China hingga mencapai 9,2 persen, Singapura meraih 7,3 persen, dan Thailand sekitar 4,8 persen,” tuturnya.

 

Sumber: www.kemenperin.go.id

Editor: Hendri Kurniawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here