Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pinjaman Bank China, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), akan difokuskan untuk membiayai proyek-proyek angkutan umum massal berbasis rel atau kereta dan juga energi terbarukan.
Menurutnya, kota-kota besar di Indonesia memerlukan transportasi massal yang efisien untuk menunjang kegiatan masyarakat dan hal itu akan menjadi perhatian pemerintah. “Yang saya sampaikan hanya di kota besar, kota besar yang sedang membutuhkan. Kami punya list-nya, tapi kami mesti bicarakan secara teknis. Namun, yang paling penting kami sampaikan, AIIB untuk konteks pinjaman bersifat government, hanya fokus terhadap yang jadi kebutuhan dan prioritas pemerintah,” ujar Bambang usai bertemu Presiden AIIB Jin Liqun di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (29/8).
Sementara itu, untuk proyek pengembangan infrastruktur energi terbarukan, Bambang menyebutkan pinjaman AIIB tersebut dapat digunakan untuk semua jenis energi terbarukan, namun tetap harus melihat kebutuhan di Tanah Air.
“Semua (energi terbarukan). Namun, tentunya harus dilihat juga yang menjadi prioritas. Prioritas kita memang masih tiga besar yaitu hidro, panas bumi, sama bio energi,” katanya.
Kendati demikian, selain kedua proyek tersebut, pemerintah tidak menutup kemungkinan pembiayaan dari AIIB untuk proyek-proyek infrastruktur lainnya misalnya perbaikan jalan atau pembangunan jalan arteri di daerah, pembangunan bandara, pelabuhan, dan juga pembangkit listrik.
Bambang menuturkan, pertemuan dengan Presiden AIIB akan ditindaklanjuti dengan pertemuan teknis membahas proyek-proyek infrastruktur yang akan dibiayai AIIB. Daftar proyek yang siap ditawarkan ke AIIB ditargetkan selesai akhir tahun ini.
“Kami punya list yang akan dibicrarakan dengan mereka, karena mereka harus sepakat dengan jenis proyek apa yang bisa mereka support karena persyaratan dari mereka cuma satu, ya kami menyampaikan proposal dan amdalnya sudah beres dan tidak ada isu mengenai relokasi dari penduduk. Jadi masalah sosial dan lingkungan harus sudah bersih,” ujar Bambang.
Sejauh ini, ada empat proyek infrastruktur di Indonesia yang dibiayai oleh AIIB.
Pertama, proyek modernisasi irigasi strategis dan rehabilitasi sistem irigasi untuk meningkatkan hasil pertanian senilai 250 juta dolar AS.
Kedua, proyek perbaikan operasional dan keselamatan bendungan untuk memperbaiki kehidupan orang-orang yang tinggal di hilir bendungan serta melindungi infrastruktur lokal senilai 125 juta dolar AS.
Ketiga, proyek pengembangan infrastruktur regional senilai 100 juta dolar AS dan keempat, proyek peningkatan kawasan kumuh 216,5 juta dolar AS.
Sumber: https://jpp.go.id
Editor: Eva Ulpiati